Liputan6.com, Manado - Menjelang Idulfitri, Badan Karantina Indonesia (Barantin) melalui Balai Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan (Karantina) Sulut meningkatkan pengawasan lalu lintas komoditas pertanian dan perikanan.
Pengawasan ketat ini mencakup pemeriksaan karantina yang intensif di pelabuhan dan bandara untuk memastikan keamanan pangan, baik yang masuk maupun keluar ke wilayah Sulut.
Kepala Karantina Sulut I Wayan Kertanegara menyatakan bahwa peningkatan pengawasan ini merupakan komitmen Barantin untuk mencegah keluar masuknya hama dan penyakit, yang dapat mengganggu ketersediaan dan mutu pangan.
Advertisement
“Langkah ini juga menjadi upaya proaktif Barantin untuk memastikan ketersediaan dan mutu pangan yang dilalulintaskan keluar masuk Sulawesi Utara dalam kondisi sehat dan aman dikonsumsi masyarakat selama Ramadan dan Idulfitri,” ujar Wayan pada, Selasa (18/3/2025).
Dia mengatakan, pihaknya tidak ingin kecolongan. Setiap komoditas yang masuk dan keluar Sulut harus melalui pemeriksaan sesuai prosedur karantina.
Karantina Sulut ingin masyarakat dapat merayakan Lebaran dengan tenang dan hikmat, sehingga Barantin jamin keamanan pangan yang dikonsumsi masyarakat.
“Aneka komoditas pangan utama seperti daging sapi, daging ayam, telur, produk perikanan, bawang, cabai, tomat segar, dan produk olahan lainnya menjadi bahan pangan pokok yang menjadi fokus pengawasan,” ungkap dia.
Berdasarkan data Best Trust (Barantin Electronic System for Transaction and Utility Service Technology) terhitung sejak awal Ramadan, petugas Karantina Sulut telah memeriksa pengiriman domestik keluar (dokel) komoditas bahan pangan lebih dari 1.000 kali, volume sebanyak 2,7 juta ton atau meningkat 92,86% dari periode yang sama pada tahun 2024.
"Komoditas yang rutin dilalulintaskan berupa ikan tuna, ikan layang, cakalang, dan produk hewan berupa telur ayam," ujarnya.
Data domestik masuk (domas) dengan frekuensi sebanyak 400 kali dengan volume mencapai 533 ribu ton atau menurun 19,97% pada periode yang sama tahun 2024.
Adapun komoditas paling tinggi jumlahnya, yaitu daging ayam dan bawang putih.
"Petugas karantina melakukan pemeriksaan fisik dan dokumen secara teliti untuk memastikan semua komoditas memenuhi standar kesehatan dan keamanan pangan," ujarnya.
Hal demikian sesuai dengan arahan Kepala Barantin Sahat M. Panggabean, Barantin melaksanakan sistem pertahanan hayati atau biodefense untuk melindungi sumber daya alam hayati.
"Kami akan terus meningkatkan kewaspadaan dan memperketat pengawasan untuk mencegah keluar masuknya komoditas yang tidak memenuhi keamanan pangan," tegas Wayan.
Karantina Sulut mengimbau kepada seluruh masyarakat serta pelaku usaha, yang terlibat dalam lalu lintas komoditas pertanian dan perikanan untuk mematuhi peraturan karantina yang berlaku.
Hal ini untuk terjaganya keanekaragaman hayati di Sulawesi Utara dari ancaman hama dan penyakit hewan, ikan, dan tumbuhan.
“Kita perlu bekerja sama dan sinergi untuk menjaga keamanan pangan. Masyarakat harus ikut berperan aktif menjaga keamanan pangan dengan taat lapor karantina sebelum mengirimkan komoditas pertanian dan perikanan antar area,” ujarnya memungkasi.