Liputan6.com, Gorontalo - Sulawesi Utara tidak hanya terkenal dengan keindahan alamnya yang memukau, tetapi juga memiliki beragam kuliner khas yang kaya cita rasa.
Salah satu hidangan tradisional yang patut dicoba adalah kue panada, camilan khas Manado yang memiliki sejarah panjang dan keunikan tersendiri.
Panada merupakan salah satu kuliner khas Manado yang diyakini sebagai hasil adaptasi dari empanada, makanan asal Galisia, Spanyol.
Advertisement
Hidangan ini diperkenalkan oleh bangsa Portugis yang singgah di tanah Minahasa beberapa abad silam. Dalam bahasa Spanyol, empanada berasal dari kata empenar, yang berarti membungkus atau melapisi makanan.
Secara tradisional, empanada dibuat dengan adonan roti yang diisi daging, ikan, atau sayuran, lalu dipanggang.
"Definisi ini sangat mirip dengan panada khas Manado yang kita kenal saat ini," ujar Budiarto, seorang pecinta kuliner di Manado.
Selain dalam kuliner, pengaruh Portugis juga tampak dalam peninggalan sejarah di Sulawesi Utara. Salah satu situs bersejarah yang masih dapat ditemukan adalah Benteng Portugis di Amurang, yang dibangun pada tahun 1521.
Meskipun kini hanya tersisa bagian bastion, benteng ini menjadi saksi bisu kehadiran bangsa Portugis di wilayah tersebut.
"Itulah sebabnya panada dianggap sebagai kuliner yang erat kaitannya dengan sejarah kolonial di Sulawesi Utara," tambahnya.
Panada memiliki bentuk yang menyerupai pastel, namun perbedaannya terletak pada adonan dan isiannya. Kulit panada terbuat dari tepung terigu dengan tekstur lembut, sementara isiannya terdiri dari ikan cakalang berbumbu khas Manado yang kaya rempah.
Simak juga video pilihan berikut:
Nastar selalu menjadi primadona saat lebaran. Namun, tahukah kamu kalau makanan ini sebenarnya bukan kue kering, melainkan cake asal Belanda? Yuk simak fakta menarik selengkapnya tentang nastar dalam Fimela Update berikut ini!
Cara Pembuatan
Untuk membuat panada, bahan utama yang digunakan adalah tepung terigu, telur, ragi instan, gula pasir, garam, santan hangat, dan margarin.
Adonan tepung dicampur dengan ragi, gula, dan garam, kemudian ditambahkan telur, santan hangat, serta margarin yang dicairkan.
Adonan ini kemudian diuleni hingga elastis dan didiamkan selama sekitar 45 menit hingga mengembang dua kali lipat.
Sementara itu, isian panada dibuat dengan menumis bawang putih dan bawang merah hingga harum, kemudian ditambahkan serai, daun jeruk, serta cabai merah.
Ikan cakalang yang telah disuwir kemudian dimasukkan ke dalam tumisan dan dimasak hingga bumbu meresap sempurna. Setelah itu, adonan yang telah mengembang diambil secukupnya, dipipihkan, lalu diisi dengan tumisan ikan cakalang sebelum dilipat dan ditekan di bagian tepinya agar rapat.
Setelah panada siap, langkah terakhir adalah menggorengnya dalam minyak panas hingga berwarna keemasan. Setelah matang, panada ditiriskan dan siap disajikan sebagai camilan khas yang menggugah selera.
Dengan tekstur kulit yang lembut dan isian kaya rempah, panada menjadi pilihan camilan favorit masyarakat Manado dan wisatawan yang berkunjung ke Sulawesi Utara.
Tak hanya lezat, kue ini juga merepresentasikan perpaduan budaya yang telah mengakar sejak berabad-abad lalu.
Bagi pencinta kuliner Nusantara, panada wajib masuk dalam daftar hidangan yang harus dicoba saat mengunjungi Sulawesi Utara.
Advertisement