Liputan6.com, Jakarta PT Holcim Indonesia Tbk (SMCB) membukukan laba bersih turun menjadi Rp 952,11 miliar pada 2013. Pencapaian tersebut turun 29,48% dari laba bersih tahun 2012 sebesar Rp 1,35 triliun.
Meski laba bersih turun, pencapaian penjualan naik tipis 7,49% secara year on year (yoy) menjadi Rp 9,68 triliun. Pada pos beban pokok penjualan perseroan naik menjadi Rp 6,33 triliun sepanjang 2013. Laba bruto perseroan naik menjadi Rp 3,35 triliun pada 2013. Harga jual perseroan meningkat dari kapasitas produksi 9,5 juta ton.
Kinerja perseroan tertekan didorong dari kenaikan beban usaha distribusi menjadi Rp 666,56 miliar. Bila dibandingkan tahun 2012 sebesar Rp 560,41 miliar. Perseroan juga dapat menekan beban umum dan administrasi menjadi Rp 397,06 miliar pada 2013.
Advertisement
Selain itu, perseroan mengalami kenaikan rugi selisih kurs menjadi Rp 184, 78 miliar pada 2013 dibandingkan tahun 2012 sebesar Rp 4,77 miliar. Dengan melihat kinerja tersebut, laba per saham dasar yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk turun menjadi Rp 124 pada 2013. Bila melihat pencapaian tahun 2013 sebesar Rp 176.
"Kinerja tahun lalu masih merupakan masa transisi dari pasokan ketat yang terjadi beberapa tahun sebelumnya. Holcim terus mengoperasikan kapasitas produksi kami secara maksimal sepanjang 2013 dengan tambahan kapasitas sebesar 40% dari kombinasi pabrik Tuban 1 yang telah memproduksi semen pertamanya pada Oktober 2013," ujar Presiden Direktur PT Holcim Indonesia Tbk, Eamon Ginley, dalam keterangannya, Jumat (28/2/2014).
Usulan Dividen
Manajemen PT Holcim Tbk pun akan mengajukan pembayaran dividen final tahun 2013 sebesar Rp 90 per saham. Jumlah itu dari pendapatan tahun 2013 yang mencerminkan peningkatan sebesar 12,5% dibanding periode tahun lalu. Usulan ini akan diajukan dalam Rapat Umum Pemegang Saham mendatang.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), kepemilikan saham perseroan antara lain Holderfin B.V. sebesar 80,64% dan publik kurang dari 5% sebesar 19,36%.