Sukses

Krisis Ukraina Tekan Bursa Saham, Ini Saran Warren Buffet

Salah satu orang terkaya dunia Warren Buffet tidak khawatir kondisi bursa saham tertekan akibat situasi Ukraina memanas.

Liputan6.com, New York Bursa saham global dan Asia mengalami tekanan sejak awal pekan ini seiring krisis geopolitik Ukraina semakin memanas. Meski demikian, hal tersebut tidak membuat investor handal Warren Buffet menyusutkan dana di saham.


Ia mengatakan, dirinya sama sekali tidak berkecil hati dengan bursa saham mengalami tekanan akibat konflik di Ukraina. Seperti dikutip dari CNBC, Selasa (4/3/2014), Buffet mengungkapkan, dirinya langsung memperhatikan pergerakan saham ketika bangun.


"Ketika saya bangun pagi ini, saya benar-benar melihat pada komputer untuk perdagangan saham di London yang di beli, dan itu ada di penurunan, tetapi saya merasa baik. Kami membeli pada Jumat, lalu kembali turun pada pagi ini, dan itu kabar baik," ujar Buffet.


Saat ditanya, apakah ia akan membeli lebih banyak lagi. "Tentu saja," tutur Buffet.


Buffet mengatakan, dirinya tidak hanya bergantung pada kondisi makro untuk membuat keputusan investasi. Ia juga memperhatikan waktu dan momen tepat untuk investasi.


"Anda akan menginvestasikan uang Anda dari waktu ke waktu. Satu hal yang Anda cukup yakin jika terjadi perang maka nilai uang akan turun. Itu terjadi hampir setiap perang. Hal terakhir yang dilakukan adalah memegang uang selama perang. Anda mungkin ingin memiliki sebuah peternakan, apartemen, dan mungkin sekuritas, selama perang dunia II pasar saham pun menguat, " ujar Buffet.


Buffet menceritakan, ketika ia membeli saham pertama kali pada 1942 setelah peristiwa Pearl Harbor. Saat itu situasi makro tidak terlihat sangat baik.


Selain itu, saat ditanya mengenai bitcoin, Buffet mengatakan, bitcoin bukan merupakan mata uang. Ia pun tidak akan terkejut apabila bitcoin tersebut tidak eksis lagi dalam waktu 10 hingga 20 tahun. Apalagi mengingat pergerakan harga bitcoin yang begitu dramatis.
"Itu sangat spekulatif," kata Buffet.


Seperti diketahui, bursa saham Amerika Serikat (AS) ditutup melemah pada perdagangan saham Senin (Selasa pagi) seiring tekanan eskalasi Ukraina dan Rusia. Hal itu menyebabkan aksi jual di bursa saham AS.


Indeks Dow Jones melemah 153,68 poin atau 0,94% ke level 16.168,03. Lalu indeks saham S&P 500 turun 13,72 poin atau 0,74% ke level 1.845,73. Indeks saham Nasdaq pun melemah 30,81 poin atau setara 0,72% ke level 4.277,301.

Live dan Produksi VOD