Liputan6.com, Jakarta Grup Bakrie menyatakan pendanaan tidak menjadi masalah terkait tiga aksi korporasi yang akan dilakukan dalam waktu dekat ini.
Transaksi tersebut antara lain membeli sekitar 30% saham PT Arutmin milik Tata Power sekitar US$ 500 juta. Perseroan juga akan melakukan pembelian kembali saham (buyback) PT Bumi Resources Tbk (BUMI) dari Asia Resources Minerals senilai US$ 501 juta dengan bagian grup Bakrie sekitar US$ 228 juta. Selanjutnya, grup Bakrie melalui Long Haul Holdings Ltd juga membeli 30% PT Mitratama Perkasa, anak usaha PT Sumber Andalan Energi (ITMA)Â senilai US$ 120 juta.Total transaksi itu sekitar US$ 1,12 miliar.
"Pendanaan tidak menjadi masalah. Kami tidak pernah gagal dalam transaksi karena isu pendanaan. Kami memiliki hubungan baik dengan bank," ujar Juru Bicara Chris Fong, saat dihubungi Liputan6.com, Selasa (4/3/2014).
Advertisement
Saat ditanya mengenai jumlah pinjaman dan asal pendanaan, Chris belum dapat menjelaskan lebih detil mengenai hal tersebut.
Seperti dikabarkan, manajemen Asia Resource Minerals memberikan perpanjangan waktu kepada grup Bakrie terkait transaksi pemisahan hingga 21 Maret 2014. Menurut Asia Resource Minerals, Grup Bakrie telah menyatakan kesanggupannya untuk melakukan buyback sekitar 29,2% saham BUMI dengan total nilai US$ 501 juta.
Total dana pembelian kembali saham BUMI dari Asia Resources Minerals itu antara lain US4 228 juta dari grup Bakrie, dan penjualan saham milik grup Bakrie di Asia Resource Minerals sekitar US$ 223 juta kepada Ravenwood Acquition Limited Company (RACL), dan dana US$ 50 juta telah dimasukkan dalam escrow account.
"Transaksi pemisahan akan selesai bulan ini," kata Chris.
Lalu grup Bakrie juga akan membeli 30% saham PT Arutmin dari tangan Tata Power. Nilai transaksi pembelian saham itu sekitar US$ 500 juta.
Transaksi grup Bakrie tidak hanya berhenti disitu saja. Grup Bakrie melalui long haul holding ltd, perusahaan investasi milik grup Bakrie membeli 30% saham PT Mitratama Perkasa yang merupakan milik PT Sumber Andalan Energi Tbk (ITMA).
Nilai transaksi pembelian saham itu sekitar US$ 120 juta. PT Mitratama Perkasa ini bergerak di bidang perdagangan, pembangunan, jasa dan pengangkutan.