Sukses

Pefindo Ganjar Prospek Indosat Stabil

PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) menetapkan peringkat idAA+ untuk PT Indosat Tbk dengan prospek stabil.

Liputan6.com, Jakarta - PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) menetapkan peringkat idAA+ terhadap PT Indosat Tbk (ISAT). Peringkat itu juga berlaku untuk obligasi V tahun 2007 seri B, obligasi VI tahun 2008 seri B, obligasi VII tahun 2009, dan obligasi VIII tahun 2012.

 

Peringkat idAA+ (sy) terhadap sukuk ijarah IV tahun 2009 dan sukuk ijarah V tahun 2012. Mengutip dari keterangan yang diterbitkan, Rabu (12/3/2014), Pefindo juga menetapkan peringkat idAA+ dan idAA+ (sy) untuk obligasi V tahun 2007 seri A senilai Rp 1,23 triliun dan sukuk ijarah II tahun 2007 yang akan dilunasi dengan dana internal, dan jatuh tempo pada 29 Mei 2014.

 

Analis Pefindo, Niken Indriarsih menyebutkan, prospek peringkat Indosat juga stabil. Peringkat ini mencerminkan dukungan yang kuat dari pemegang saham utama, posisi pasar perusahaan yang stabil, dan kinerja operasional yang stabil.

 

"Namun peringkat ini dibatas oleh struktur permodalan perusahaan yang agresif dan ketatnya persaingan dalam industri telekonumikasi," ujar Niken.

 

Berdasarkan kepemilikan saham per 30 September 2013, ISAT dimiliki oleh Ooredoo Asia, Pte.Ltd sebesar 65%, Pemerintah Indonesia sebesar 14,3%, Skagen Funds sebesar 5,5%, dan masyarakat kurang dari lima persen sebesar 15,2%.

 

Sebelumnya, lembaga pemeringkat internasional Moody's investor service menyatakan meski kinerja operasional 2013 PT Indosat Tbk melemah dari yang diharapkan, rating Indosat tetap Ba1 dengan outlook stabil.

 

Pendapatan naik menjadi Rp 23,9 triliun didorong dari pertumbuhan pendapatan di data dan value added services. Selain itu, perseroan mencatatkan pertumbuhan mobile subscribers yang moderat sekitar 1,9% year on year (yoy).

 

"Meski pun pendapatan mengalami pertumbuhan, Indosat melaporkan laba operasional turun 52% karena kenaikan biaya perawatan, biaya inter-connect dan biaya legal," ujar Nidhi Dhruv, Moody's Assistance Vice Presiden.

 

Moody's mengharapkan, perseroan tetap melanjutkan transformasi untuk membangun jaringan 3G pada 2014.

 

Berdasarkan keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), PT Indosat Tbk membukukan pendapatan naik tipis 6,4% menjadi Rp 23,85 triliun pada 2013 dibandingkan periode 2012 sebesar Rp 22,41 triliun.  Namun sayang perseroan mencatatkan rugi mencapai Rp 2,78 triliun pada 2013 dari untung Rp 375,1 miliar pada 2012. Perseroan mengalami rugi selisih kurs mencapai Rp 2,78 triliun pada 2013 dari tahun 2012 rugi Rp 744,6 miliar.

Video Terkini