Sukses

Hingga Kapan Euforia Jokowi Berlangsung di Bursa Saham?

Euforia Jokowi yang bersedia menjadi calon presiden dari PDI-P telah memberikan tenaga ke indeks saham. Hingga kapan euforia berlangsung?

Liputan6.com, Jakarta - Efek pemilihan umum (Pemilu) diperkirakan lebih besar ke pasar modal Indonesia dibandingkan efek dari bursa regional. Euforia Joko Widodo yang bersedia menjadi calon presiden dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) telah memberikan tenaga ke indeks saham pada Jumat 14 Maret 2014, lalu hingga kapan euforia ini berlangsung?

Kepala Riset PT Universal Broker Securities, Satrio Utomo mengatakan, euforia seperti Jokowi Effect sering kali tidak berlangsung lama. Oleh karena itu, pihaknya tidak yakin apakah euforia itu masih dapat berlanjut pada hari ini.

Laju IHSG memang cukup fluktuaktif pada awal pekan ini. IHSG sempat dibuka menguat tipis ke level 4.887,35. Namun penguatan itu tidak berlangung lama, aksi ambil untung membuat IHSG terperosok ke level 4.845,78. Laju IHSG pun kembali bergerak ke zona hijau di level 4.886,99.

"Yang kami lihat pada pekan lalu, memang menunjukkan bahwa ke depan, efek dari pemilu bakal lebih besar dibandingkan dengan efek dari bursa regional. Masih akan banyak tarikan-tarikan yang lain seiring dengan kegiatan penting Pemilu yang masih akan terjadi," ujar Satrio, seperti dikutip dalam ulasannya.

Sebagai informasi, IHSG telah naik 152,47 poin ke level 4.878,64 atau menguat 3,2% pada Jumat 14 Maret 2014. Penguatan IHSG ini didorong setelah pengumuman PDIP mengusung Joko Widodo sebagai calon presiden.

"Arah dari pergerakan harga, itu selalu hanya ada dua naik atau turun. Jika Jokowi Effect tersebut ternyata sudah berakhir, IHSG bakal memiliki support kuat di kisaran 4.650-4.750. Kisaran itu adalah support untuk jangka menengah," kata Satrio.

Satrio menambahkan, bila Jokowi Effect masih berlanjut, IHSG bakal memiliki kisaran resistance di antara level 4.950-5.050. IHSG pun diperkirakan bervariasi tapi dengan kisaran yang sangat lebar.

Menurut Satrio, pemodal asing sepertinya akan tetap fokus pada saham-saham berkapitalisasi besar terutama saham perbankan. Sedangkan pemodal lokal sepertinya masih tetap berfokus pada saham-saham sektor konstruksi. Satrio menyarankan, posisi yang dilakukan tetap dalam trading dengan strategi sell on strength ketika harga menguat.

"Posisi beli untuk jangka menengah, sebaiknya hanya dilakukan ketika IHSG memasuki kisaran support di 4.650-4.750," ujar Satrio.

Video Terkini