Sukses

PTT Thailand Bakal Catatkan Saham Sakari di Pasar Modal RI

Perusahaan energi terbesar Thailand, PTT Plc. bakal mencatatkan saham anak usahanya Sakari Resources Co di Bursa Efek Indonesia.

Liputan6.com, Bangkok Perusahaan energi terbesar Thailand, PTT Plc., mengumumkan rencananya untuk melakukan pencatatan saham anak usaha perseroan di bisnis batu bara, Sakari Resources Co di Bursa Efek Indonesia.

CEO PTT Plc., Surong Bulakul mengatakan, rencana tersebut akan direalisasikan dalam dua tahun terakhir saat harga batu bara global kembali meningkat.

Seperti dikutip dari Bangkok Post, Senin (24/3/2014), PTT pertama kali menjelajahi bisnis tambang batu bara pada 2008 dengan mengakuisisi 94% saham Sakari Resources Co., yang mengoperasikan tambang batu bara di Sebuku, Jambayan dan Laung. Nama perusahaan asal Indonesia itu lantas dihapuskan dari Bursa Saham Singapura setelah diakuisisi PTT.

"Kami telah mempertimbangkan untuk mencatatkan kembali saham Sakari di Bursa Efek Indonesia selama bertahun-tahun, tapi harga batu bara yang rendah mendorong kami untuk menunda pencatatan saham tersebut," ungka Surong.

Beberapa tahun terakhir, harga batu bara global bertahan di level terendahnya antara US$ 74-US$ 75 per ton. Guna mengatasi penurunan harga batu bara tersebut, PTT berencana untuk memangkas biaya produksi, merestrukturisasi administrasi seperti sumber daya manusia dan logistik serta meningkatkan efisiensi produksi.

PTT memprediksi harga batu bara global meningkat hingga US$ 80 akhir tahun ini. Peningkatan itu didorong lonjakan permintaan dari sektor-sektor besar di China, India dan Jepang. Marjin penjualan batu bara juga diprediksi meningkat dua kali lipat menjadi US$ 20 per ton dari US$ 10 per ton tahun lalu.

Tahun ini, Sakari telah mengurangi produksi batu baranya menjadi 8 juta-10 juta ton, turun dari 11 juta ton pada 2013. Meski demikian, PTT berharap dapat menggenjot produksi hingga 15 juta-17 juta ton per tahun dari tambang-tambang batu bara di Indonesia.

Meskipun harga batu bara masih rendah, tapi Surong mengatakan PTT terus mengeksplorasi berbagai peluang investasi tambang batu bara di Asia. Itu karena potensi tambang batu bara di Indonesia masih terhitung tinggi.

Selain di Indonesia, PTT juga memiliki bisnis batu bara di Brunei dan Madagaskar, dengan total kapasitas gabungan sebesar 15 juta ton per tahun.