Liputan6.com, Jakarta PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG), perusahaan bergerak di hulu minyak dan gas milik grup Bakrie mencatatkan laba bersih melesat tajam dari US$ 170,27 juta pada 2013 dari periode sama tahun sebelumnya US$ 15,28 juta.
Penjualan perseroan naik 23,31% menjadi US$ 807,22 juta hingga akhir tahun 2013. Bila dibandingkan tahun 2012 sebesar US$ 654,58 juta. Ebitda perseroan pun naik menjadi US$ 462,04 juta.
Menurut Direktur PT Energi Mega Persada Tbk, Amir Balfas, kenaikan penjualan dan ebitda ini didorong dari dua faktor utama. Pertama, peningkatkan produksi minyak dan gas dari blok Kangean PSC (Jawa Timur), ONWJ PSC (Jawa Barat), Bentu PSC (Riau, Sumatera), dan Tonga PSC (Sumatera Utara). Kedua, kenaikan rata-rata harga jual gas dari aset perusahaan.
Advertisement
"Fokus kami saat ini adalah untuk meningkatkan kinerja dari blok-blok yang telah berproduksi dan mengembangkan aset gas yang baru saja diakuisisi di Mozambique, Afrika yaitu Buzi EPCC," ujar Amir, dalam keterangan yang diterbitkan, Kamis (3/4/2014).
Adapun laba bersih melonjak tajam didukung dari penjualan 10% kepemilikan PT Energi Mega Persada Tbk di blok Masela PSC (Lautan Arafura).
"Menjelang akhir tahun 2013, kami juga telah melunasi dan melakukan pembiayaan kembali atas pinjaman-pinjaman yang ada untuk memperbaiki struktur modal dan menurunkan beban keuangan perusahaan," ujar Direktur PT Energi Mega Persada Tbk, Didit Ratam.
Ia menambahkan, pinjaman sebelumnya dengan biaya bunga 20% telah digantikan dengan biaya bunga lebih murah yaitu Libor+6%.
Perseroan memproduksi hampir 50 ribu barel ekuivalen migas per hari sepanjang 2013. Saat ini, perusahaan mengoperasikan cadangan terbukti dan terukur sekitar 230 juta barel ekuivalen minyak dan gas.
Adapun harga rata-rata harga minyak turun dari US$ 104,8/bbl menjadi US$ 93,2/bbl pada 2013. Sementara itu, harga gas naik dari US$ 5,2/mcf pada 2012 menjadi US$ 5,8/mcf pada 2013.