Sukses

Pasar Tunggu Koalisi, IHSG Masih Tren Negatif?

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih dipengaruhi euforia pemilihan umum legislatif pada Jumat pekan ini.

Liputan6.com, Jakarta Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih akan dipengaruhi euforia pemilihan umum (Pemilu) legislatif. Pelaku pasar menanti koalisi yang akan dibentuk partai-partai peserta pemilu.

Analis PT HD Capital Tbk Yuganur Widjanarko menuturkan, pelaku pasar akan kembali fokus ke regional yang telah turun dalam setelah mengalami proses koreksi dan konsolidasi cukup lama. Pemilu legislatif yang telah berlangsung aman ini membuahkan hasil di bawah harapan pasar.

Namun Yuganur melihat, hal itu menjadi kesempatan pelaku pasar untuk akumulasi karena ada kelanjutan tren naik. "Sentimen positif nantinya bisa muncul dari potensi koalisi favorit pasar yaitu PDIP dan PKB, atau Hanura untuk mendapatkan persyaratan 25%," ujar Yuganur dalam ulasannya, Jumat (11/4/2014).

Yuganur memperkirakan, IHSG berada di kisaran support 4.740 dan resistance 4.900-5.050 menjelang akhir pekan ini.

Sementara itu, Kepala Riset PT Universal Broker Securities melihat,IHSG masih ditutup di batas bawah gap, tetapi sinyalnya tidak terlalu negatif. Ia mengakui memang masih ada tren koreksi, namun sentimen regional diharapkan dapat menolong IHSG.

"Kisaran support di level 4.625-4.675, lalu level support kedua 4.763-3.796. Sepertinya 4.763 menjadi batas gap bawah," ujar Satrio dalam ulasannya, Jumat (10/4/2014).

Ia menambahkan, saat ini pelaku pasar menunggu koalisi yang akan dibentuk oleh partai. Hal itu mengingat tidak ada partai dominan yang memenangkan pemilu legislatif.

"Penentuan koalisi memang bukan sesuatu cepat tetapi hasilnya ditunggu pelaku pasar saham," kata Satrio.

Pada penutupan perdagangan saham, Kamis (10/4/2014), IHSG ditutup melemah 155,67 poin ke level 4.765,72. IHSG sempat berada di level tertinggi 4.829 dan terendah 4.739. Volume perdagangan saham mencapai 7,37 miliar saham dengan nilai transaksi Rp 12,61 triliun. Saham lapis pertama terutama bank dan konstruksi menurunkan paling tajam.Â