Sukses

Matahari Department Store Kantongi Pinjaman Rp 1,8 Triliun

PT Matahari Department Store Tbk mendapatkan pinjaman senilai Rp 1,88 triliun dari dua bank.

Liputan6.com, Jakarta PT Matahari Department Store Tbk (LPPF) mendapatkan pinjaman dengan PT Bank BNP Paribas Indonesia dan PT Bank CIMB Niaga Tbk yang digunakan untuk membayar pinjaman sedang berjalan.

Dalam keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), yang ditulis Senin (28/4/2014), fasilitas ditandatangani meliputi fasilitas pinjaman term-loan sebesar Rp 1,65 triliun dan pinjaman kredit revolving sebesar Rp 230 miliar.

Pinjaman yang akan digunakan untuk membayar pinjaman yang sedang berjalan, dan sisanya untuk modal kerja dan belanja modal. Perseroan mendapatkan keuntungan dari marjin bunga lebih rendah dari JIBOR + 4,75% menjadi +3%. Selain itu, commitment fee dari 1% menjadi 0,75%.

Selain itu, pinjaman ini meningkatkan fleksibilitas Perseroan dengan penghapusan excess cash sweep dan pembayaran wajib lainnya.

"Marjin bunga dan commitment fee lebih rendah merefleksikan kekuatan posisi kredit perseroan, dan juga kekuatan akses Perseroan ke bank lokal dan internasional, serta ke pasar modal. Perseroan akan terus fokus untuk mengoptimalkan pertumbuhan pendapatan dengan pertumbuhan operasional dan efisiensi biaya-biaya," tutur Michael Remsen, CEO PT Matahari Department Store.

Perseroan memberikan jaminan atas hak kekayaan intelektual perseroan, rekening bank, piutang, dan aset berwujud. Jaminan ini sama dengan jaminan yang diberikan kepada fasilitas yang saat ini masih berjalan.

Pemberian jaminan ini harus disetujui oleh para pemegang saham perseroan. Oleh karena itu, Perseroan bakal mengadakan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB).

Berdasarkan laporan keuangan yang disampaikan ke BEI, total liabilitas perseroan turun menjadi Rp 3,71 triliun pada 31 Desember 2013 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 4,86 triliun. Perseroan mengantongi kas sekitar Rp 772,21 miliar pada 31 Desember 2013 dibandingkan periode sama tahun sebelumnya Rp 999,87 miliar.

Video Terkini