Liputan6.com, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan masih melemah meski terbatas. Hal itu seiring minim sentimen di bursa saham.
Analis PT Trust Securities, Reza Priyambada menuturkan, laju IHSG sempat masuk ke dalam kisaran target support 4.827-4.831. Selain itu, IHSG juga sempat berada di target resistance 4.852-4.874 namun sayang tidak bertahan.
"Posisi IHSG pun masih rawan pelemahan dengan minimnya sentimen yang ada namun diharapkan pelemahan yang terjadi bersifat terbatas," ujar Reza dalam ulasannya, Rabu (7/5/2014).
Advertisement
Reza menuturkan, IHSG akan berada di rentang support 4.800-4.815 dan resistance 4.858-4.862. "Inverted hammer di bawah middle bollinger band. MACD masih bergerak landai dengan histogram negatif yang memanjang. RSI, stochastic, dan William's kembali cenderung mendatar," ujar Reza.
Sementara itu, Analis PT Asjaya Indosurya Securities, William Suryawijaya mengatakan, pergerakan IHSG yang telah menjebol level support 4.838 maka waktu kenaikan IHSG akan sedikit tertunda. Meski begitu, IHSG masih ada potensi menguat.
"Kekuatan naik IHSG belum berkurang dikarenakan telah mampu menembus level 4.854. Sedangkan potensi sementara yang terlihat pada IHSG akan menjajal support berikutnya pada 4.821," kata William.
Ia menambahkan, jika tidak dijebol maka IHSG akan melanjutkan proses kenaikannya menuju level resistance 4.903. Hal ini akan didukung dari dana asing yang masuk ke pasar modal.
"Sedangkan penahannya lebih dikarenakan saham-saham big cap cenderung mengalami koreksi sehat, secara umum IHSG masih dalam pola uptrend untuk jangka menengah, dengan target resistance 4.933," tutur William
William memilih sejumlah saham lapis pertama dapat dicermati pelaku pasar pada perdagangan saham Selasa pekan ini. Saham-saham itu antara lain saham PT Astra International Tbk (ASII), PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), PT United Tractors Tbk (UNTR), dan PT Adaro Energy Tbk (ADRO).
IHSG ditutup melemah ke level 4.834,47 pada perdagangan saham Selasa pekan ini.Rupiah bergerak mendatar dan liburnya beberapa bursa saham Asia kurang memberi stimulasi bagi IHSG.