Liputan6.com, Jakarta - Gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mampu bergerak perkasa sepanjang hari ini. Pelaku pasar yang menanti peta koalisi partai politik dan pengumuman calon wakil presiden (cawapres) mempengaruhi perdagangan saham.
Di sesi kedua perdagangan saham, pada pukul 14.09 WIB, Rabu (14/5/2014), laju IHSG terus bergerak naik. IHSG naik sekitar 52 poin (1,04%) ke level 4.973,63. IHSG sempat berada di level tertinggi 4.974,29 dan level terendah 4.936,52.
Seluruh indeks saham acuan utama di pasar modal Indonesia pun bergerak di zona hijau. Indeks saham LQ pun naik 1,52% ke level 844,20. Level IHSG di 4.978 merupakan level tertinggi sepanjang 2014.
Advertisement
Sebanyak 178 saham berada di zona hijau sehingga menopang penguatan indeks saham. Lalu 97 saham melemah. Sementara itu, 90 saham diam di tempat. Total frekuensi perdagangan saham sekitar 174.191 kali dengan volume perdagangan saham 4,75 miliar saham. Nilai transaksi perdagangan saham sekitar Rp 5,38 triliun.
Level IHSG pertama kali berada di level tertinggi pada 2014, ketika Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo diumumkan sebagai calon presiden dari partai demokrasi indonesia perjuangan (PDIP). IHSG naik 3,2% ke level 4.878 pada 14 Maret 2014.
Analis PT BNI Securities Thendra Crisnanda mengungkapkan, pelaku pasar menunggu peta koalisi partai dan pengumuman calon presiden dan calon wakil presiden. Sedangkan sentimen eksternal dari luar negeri belum ada yang terlalu signifikan mempengaruhi gerak indeks saham.
"Indeks saham berada di teritori positif karena fokus utama di politik. Saat ini belum ada sentimen ekonomi yang menggerakan indeks saham," kata Thendra, saat dihubungi Liputan6.com.
Thendra memproyeksikan, IHSG ada potensi tembus 5.000 pada pekan ini. Hal itu akan didukung bila pengumuman peta koalisi dan calon wakil presiden sesuai dengan harapan pelaku pasar.
"Indeks positif didorong spekulasi terhadap peta koalisi dan calon wakil presiden karena ini berkaitan dengan pemimpin yang akan memimpin Indonesia lima tahun ke depan," ujar Thendra.
Thendra mengingatkan, meski IHSG ada peluang tembus 5.000, IHSG rentan koreksi. Hal itu karena data makro ekonomi Indonesia kurang baik. Produk domestik bruto (PDB) Indonesia cenderung melambat pada kuartal I 2014 dengan tumbuh 5,21%.Angka itu di bawah harapan pelaku pasar di kisaran 5,4%-5,8%.
"Dengan indeks saham menguat di tengah fundamental ekonomi Indonesia mengalami kontraksi maka IHSG ada rawan koreksi. Indeks saham alami penguatan karena isu politik," ujar Thendra.
Oleh karena itu, ia mengingatkan, bila IHSG tembus 5.000 maka pelaku pasar diharapkan tidak terlalu agresif untuk masuk ke bursa saham. "Apabila indeks saham capai 5.000 maka pelaku pasar dapat melakukan aksi ambil untung," kata Thendra.