Sukses

PGN Terbitkan Surat Utang Rp 15 Triliun

PT Perusahaan Gas Negara Tbk menawarkan surat utang untuk belanja modal perseroan pada 2014.

Liputan6.com, Jakarta - PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) menawarkan surat utang sebesar US$ 1,35 miliar atau Rp 15,45 triliun (memakai asumsi kurs Rp 11.445 per dolar Amerika Serikat). Dana hasil penawaran surat utang digunakan untuk ekspansi usaha.

Dalam keterangan yang diterbitkan perseroan, Selasa (20/5/2014), perseroan telah melakukan perjanjian dengan pembeli awal pada 12 Mei 2014.

Pembeli awal ini bertindak sebagai joint book runner dan joint lead manager antara lain Australia and New Zealand Banking Group Limited, JP Morgan Securities Plc, Standard Chartered Bank, PT Bahana Securities dan PT Danareksa Sekuritas.

Selain itu, perusahaan pelat merah ini telah menawarkan obligasi atau surat utang kepada investor institusi di Amerika Serikat (AS) dan pembeli lain di luar AS pada 16 Mei 2014.

Obligasi ini  memiliki bunga sebesar 5,125% dengan jatuh tempo pada 2024. Dalam penawaran obligasi ini The Bank of New York Mellon bertindak sebagai wali amanat atau trustee. Obligasi ini akan dicatatkan di bursa saham Singapura.

Dana hasil penawaran surat utang ini akan digunakan untuk belanja modal, kebutuhan modal kerja, dan keperluan umum perseroan.  Manajemen PT Perusahaan Gas Negara Tbk pernah menyatakan akan menyiapkan belanja modal sekitar Rp 15 triliun pada 2014.

Dana belanja modal itu digunakan untuk pengembangan pipa Rp 2 triliun dan bisnis LNG sekitar Rp 5 triliun. Selain itu, perseroan juga menyelesaikan enam unit Stasiun Pengisian Bahan Bakar (SPBG) dari total yang ditargetkan sebanyak 16 unit sepanjang 2014.

Penerbitan surat utang perseroan melebihi 20% namun demikian tidak melebihi batasan 50% dari ekuitas perseroan. Oleh karena itu, perseroan tidak diwajibkan untuk memperoleh persetujuan dari pemegang saham.

Meski demikian, penerbitan surat utang ini mendapatkan laporan dari pihak independen. Perseroan telah menunjuk Truscel sebagai penilai independen. Dalam laporan itu menyebutkan, bunga surat utang yang ditawarkan di bawah suku bunga dari surat utang negara Indonesia sekitar 5,875%

Sehingga perseroan berpotensi memperoleh keuntungan penghematan beban suku bunga 0,75% per tahun. Dengan penawaran surat utang ini, rasio debt to equity ratio (DER) perseroan sekitar 104%.

Angka itu masih di bawah di antara industri sejenis sekitar 69%-186%. Lalu rasio debt to assets ratio (DAR) perseroan sekitar 41%, dan masih di bawah rasio DAR perusahaan industri sejenis sekitar 31%-59%. (Ahm/)