Sukses

Sesi I, IHSG Terperosok 110 Poin

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) jatuh 110,84 poin ke level 4.904,15 pada penutupan sesi pertama perdagangan saham Selasa pekan ini.

Liputan6.com, Jakarta - Pasar modal Indonesia semakin tertekan seiring Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) merosot tajam di tengah bursa saham Asia variatif. Tekanan IHSG didorong dari aksi jual baik investor asing dan lokal.

Pada penutupan sesi pertama perdagangan saham, Selasa (20/5/2014), IHSG jatuh 110,84 poin (2,21%) ke level 4.904,15. Indeks saham LQ45 tergelincir 2,83% ke level 833,14.

Pelemahan indeks saham ini didorong dari 231 saham memerah sehingga menambah terhadap tekanan indeks saham. Sedangkan 54 saham bergerak di zona hijau. Lalu 70 saham diam di tempat.

Transaksi perdagangan saham juga cukup aktif hari ini. Total transaksi perdagangan saham mencapai 130.341 kali dengan volume perdagangan saham 3,06 miliar saham. Nilai transaksi perdagangan saham sekitar Rp 4,5 triliun.

Secara sektoral, 10 sektor saham tertekan. Sektor saham infrastruktur dan keuangan masing-masing melemah 2,99% Lalu sektor saham agriculture turun 2,93%.

Investor asing sepertinya mulai sedikit bergairah untuk masuk ke bursa saham. Berdasarkan data RTI, investor asing melakukan aksi beli bersih sekitar Rp 100 miliar. Sedangkan investor domestik melakukan aksi jual sekitar Rp 100 miliar.

Adapun saham-saham melemah antara lain saham GGRM turun 3,51% ke level Rp 55.000 per saham, saham AALI melemah 3,69% ke level Rp 28.050 per saham, dan saham BMRI tergelincir 4,24% ke level Rp 20.900 per saham.

Sedangkan saham-saham yang mencatatkan top gainer di tengah bursa saham Asia melemah antara lain saham INPP naik 11,11% ke level Rp 200 per saham, saham MYTX menguat 13,56% ke level Rp 134 per saham, dan saham ALMI mendaki 4,8% ke level Rp 349 per saham.

"Penurunan IHSG dipicu aksi jual karena euforianya mulai berkurang," ujar Analis PT Trust Securities, Reza Priyambada saat dihubungi Liputan6.com.

Sementara itu, Kepala Riset PT Universal Broker Securities, Satrio Utomo mengatakan, meski IHSG mengalami tekanan tetapi masih normal. Hal itu karena pelaku pasar mencoba mengambil posisi aman dengan merealisasikan keuntungan setelah sentimen politik mereda.

Memang ia mengakui, ada juga kekhawatiran pasar terhadap calon presiden Prabowo dan calon wakil presiden Hatta Rajasa. Apalagi pasangan ini didukung lebih banyak partai politik. "Ini tidak salah, tetapi jadi membuat pelaku pasar wait and see," kata Satrio.

Satrio pun merekomendasikan buy on weakness sejumlah sektor saham seperti sektor saham perbankan, konstruksi dan komoditas. (Ahm/)

Video Terkini