Liputan6.com, Jakarta - Pertumbuhan indeks harga saham gabungan (IHSG) mampu berada di urutan pertama di antara bursa saham global pada 30 Mei 2014. Pertumbuhan ini ditopang oleh faktor fundamental ekonomi dan kinerja emiten relatif baik.
IHSG tumbuh 14,5% menjadi 4.893,91 pada perdagangan saham Jumat 30 Mei 2014 dari periode penutupan perdagangan saham 30 Desember 2013 di kisaran 4.274. Pertumbuhan IHSG berada di posisi pertama di antara bursa saham global. Demikian mengutip data Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (2/6/2014).
Indeks saham lainnya yang mengalami pertumbuhan baik seperti indeks saham India S&P Sensex yang tumbuh 14,34% ke level 24.205,76. Pertumbuhan indeks saham India berada di posisi kedua di antara bursa saham global lainnya. Lalu indeks saham Filipina naik 12,87% secara year to date menjadi 6.647,65, dan berada di urutan ketiga.
Advertisement
Meski demikian, rata-rata transaksi harian saham cenderung turun. Rata-rata transaksi harian saham di pasar modal Indonesia hingga 30 Mei 2014 mencapai Rp 6,19 triliun.
Angka ini di bawah rata-rata transaksi harian saham di kisaran Rp 6,23 triliun sepanjang 2013. Investor asing pun mencatatkan aksi beli bersihnya mencapai Rp 41 triliun hingga akhir Mei 2014.
Penguatan indeks saham itu juga ditopang dari sejumlah sektor saham yang menguat signifikan. Sektor saham itu antara lain sektor saham properti naik 29,02% hingga 30 Mei 2014. Lalu sektor saham keuangan naik 20,47%, dan sektor saham perdagangan menguat 12,31%.
Analis PT BNI Securities, Thendra Crisnanda menuturkan, ada sejumlah faktor yang mendukung pertumbuhan IHSG. Pertama, kondisi fundamental ekonomi Indonesia yang relatif cukup baik dibandingkan pertumbuhan ekonomi negara lain.
"Pertumbuhan ekonomi Indonesia tercatat nomor tiga di dunia. Pertumbuhan ekonomi diperkirakan sekitar 5,2%-5,5% pada tahun ini sehingga memberikan dampak ke pasar saham," ujar Thendra.
Kedua, ada perbaikan kondisi ekonomi terutama inflasi yang diperkirakan melandai pada 2014.
"Lalu perhelatan pemilihan umum juga menjadi perhatian pelaku pasar. Apalagi pemilu ini menentukan perjalanan ekonomi Indonesia dalam lima tahun ke depan," kata Thendra, saat dihubungi Liputan6.com, Senin (2/6/2014).
Selain itu, ia mengatakan, momen pemilihan umum yang relatif stabil juga mendorong dana asing terus masuk ke pasar modal Indonesia. Selain itu, perputaran dana domestik untuk membiayai pemilihan umum juga memberikan sentimen positif ke bursa saham.
"IHSG anomali di antara bursa saham global. Ketika bursa saham global turun, IHSG malah naik," kata Thendra.
Sementara itu, Analis PT Trust Securities, Reza Priyambada mengatakan hal sama. "Masih bertahannya makro ekonomi hingga faktor pemilihan umum sehingga IHSG bisa lebih stabil," tutur Reza.
Prediksi IHSG
Thendra menuturkan, investor asing masih akan mendominasi transaksi perdagangan saham di bursa. Persepsi investor asing terhadap ekonomi Indonesia masih cukup baik. Para investor pun wait and see pelaksanaan pemilihan umum.
"Bila pemimpin baru sesuai harapan pasar maka IHSG akan berada di kisaran 4.925-5.300. Sedangkan kalau pemimpin yang terpilih tak sesuai harapan pasar maka IHSG akan berada di kisaran 4.300-4.925," ujar Thendra. (Ahm/)