Liputan6.com, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diproyeksikan masih melanjutkan pelemahan. Hal itu seiring tekanan terhadap rupiah.
Analis PT Mega Capital Investama, Arifin Hasudungan mengatakan, IHSG ditutup melemah tipis pada perdagangan saham Rabu 4 Juni 2014 karena gejolak rupiah. Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) semakin tertekan karena impor barang melonjak untuk mengantisipasi puasa dan Lebaran.
Sentimen itu pun masih akan mempengaruhi gerak IHSG pada perdagangan saham Kamis, (5/6/2014). "Secara teknikal IHSG masih akan melemah. Selain itu, rupiah cenderung menguat lalu ditutup melemah pada Rabu kemarin juga sepertinya akan diikuti IHSG," ujar Arifin.
Advertisement
Ia mengatakan, pelaku pasar juga masih fokus terhadap langkah bank sentral Eropa terhadap suku bunga acuannya. Hal itu mengingat tingkat inflasi masih rendah dan pengangguran tinggi.
"Pelaku pasar mengantisipasi keputusan bank sentral Eropa apakah menurunkan suku bunga, atau memberikan stimulus lainnya. Suku bunga diturunkan maka itu bisa sentimen positif," kata Arifin saat dihubungi Liputan6.com.
Ia memperkirakan, IHSG akan berada di kisaran 4.860-4.970. Hal senada dikatakan, Analis PT Panin Sekuritas Purwoko Sartono. Ia memproyeksikan, IHSG bergerak variatif dengan kecenderungan melemah terbatas. "Kisaran support-resistance di level 4.910-4.957," tutur Purwoko.
Untuk rekomendasi saham, Arifin memilih saham PT Adhi Karya Tbk (ADHI), PT Wijaya Karya Tbk (WIKA), dan PT Jasa Marga Tbk (JSMR) untuk dicermati pelaku pasar. "Rekomendali beli ketiga saham itu," ujar Arifin.
IHSG ditutup melemah tipis 9,59 poin (0,19%) ke level 4.932,56 pada perdagangan saham Rabu pekan ini. IHSG sempat berada di level tertinggi 4.946 dan level terendah 4.919. Hal itu karena nilai tukar rupiah melemah seiring sentimen defisit neraca perdagangan mencapai US$ 1,9 miliar pada April 2014. (Ahm/)