Liputan6.com, Jakarta - Gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diproyeksikan melanjutkan penguatan dengan didukung aksi beli investor. Meski demikian, pelaku pasar diimbau untuk mewaspadai pembalikan arah bila bursa saham global negatif.
Analis PT Trust Securities, Reza Priyambada menuturkan, IHSG dapat ditahan di kisaran target support 4.950-4.978 meski sempat turun tipis. Namun dukungan daya beli diharapkan masih dapat bertahan untuk membantu IHSG tetap menghijau. Reza mengingatkan, pelaku pasar juga perlu mewaspadai adanya pembalikan arah jika IHSG mulai terganggu dengan imbas negatif laju bursa saham global.
"IHSG akan berada pada rentang support 4.935-4.961 dan resistance 4.978-4.988 pada Kamis pekan ini," ujar Reza, dalam ulasannya Kamis (12/6/2014).
Advertisement
Sementara itu, Analis PT Asjaya Indosurya Securities, William Suryawijaya menuturkan, IHSG bersih menutup perdagangan di level resistance 4.917 menunjukkan IHSG mulai meninggalkan fase konsolidasi.
"IHSG sedang berusaha untuk menuju target resistance level berikutnya pada 5.002. Kekuatan naik IHSG masih cukup besar dibanding tekanan turun. Supprot terdekat berada pada level 4.954," tutur William.
William mengatakan, kenaikan IHSG ditunjang oleh masih terjadinya dana asing yang masuk ke pasar modal, dan penantian rilis suku bunga acuan Bank Indonesia (BI)/BI Rate. Ia memperkirakan, BI Rate tetap positif akan berdampak untuk penguatan IHSG.
"Optimisme investor juga masih cukup tinggi terlihat dari banyaknya pembagian dividen oleh emiten yang melantai di bursa dalam beberapa pekan ke depan," ujar William.
Untuk rekomendasi saham pada Kamis pekan ini, Reza memilih saham PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS), PT Adaro Energy Tbk (ADRO), PT Elnusa Tbk (ELSA), PT Astra International Tbk (ASII) dan PT Timah Tbk (TINS).
IHSG naik 25,85 poin (0,52 persen) ke level 4.971,94 pada Rabu 11 Juni 2014. IHSG sempat berada di level tertinggi 4.971,94 dan level terendah 4.939,97. Sepanjang perdagangan kemarin, IHSG bergerak fluktuaktif meski akhirnya ditutup di zona hijau. Hal itu didorong dari laju nilai tukar rupiah sempat melemah menjelang Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia. (Ahm/)