Liputan6.com, Jakarta - Menjelang akhir pekan, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diproyeksikan bergerak variatif. Hal itu dipengaruhi dari data ekonomi Amerika Serikat dan regional serta pengumuman BI Rate.
Analis PT Asjaya Indosurya Securities, William Suryawijaya menuturkan, potensi penguatan IHSG cenderung masih terbatas. IHSG mencoba menembus kembali level resistance 4.971 untuk keluar dari masa konsolidasi.
"Potensi pergerakan untuk IHSG hari ini akan mengalami technical rebound. IHSG akan berada di kisaran 4.920-4.971 pada Jumat pekan ini," ujar William, dalam ulasannya, Jumat (13/6/2014).
Advertisement
Ia menuturkan, IHSG telah berhasil ditutup di atas level support 4.920. Hal ini menunjukkan IHSG belum beranjak dari pola konsolidasinya, dan kekuatan naik masih terlihat cukup besar. Meski dana asing sedikit keluar, tetapi belum ada tekanan yang cukup berarti.
Sementara itu, dalam riset PT Sinarmas Sekuritas, IHSG diproyeksikan bergerak variatif di kisaran 4.920-4.959 pada Jumat pekan ini. Sejumlah data ekonomi global dan regional akan mempengaruhi IHSG. Adapun data ritel penjualan dan klaim pengangguran Amerika Serikat (AS) akan mempengaruhi bursa saham.
Dari Jepang, Bank of Japan akan merilis kebijakan moneter yang diperkirakan stagnan. Sementara itu, kebijakan moneter yang kembali mempertahankan suku bunga Bank Indonesia (BI) tetap di level 7,5 persen.
"Pembukaan piala dunia yang akan berlangsung pada Jumat dini hari juga turut memberikan sentimen indeks. Sementara itu, debat capres putaran kedua menyangkut pembangunan ekonomi dan kesejahteraan sosial dinantikan pada 15 Juni 2014," tulis riset PT Sinarmas Sekuritas.
Untuk rekomendasi saham, riset PT Sinarmas Sekuritas menyebutkan untuk empat saham yang dapat diperhatikan pelaku pasar antara lain saham PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP), PT Summarecon Agung Tbk (SMRA), PT PP Tbk (PTPP), dan PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI).
IHSG ditutup melemah 37,53 poin (0,75 persen) ke level 4.934,40 pada Kamis 12 Juni 2014. IHSG sempat berada di level tertinggi 4.965 dan level terendah 4.920. Pelemahan IHSG ini juga didorong dari aksi jual bersih asing yang mencapai Rp 400 miliar. Selain itu, BI Rate tetap di 7,5 persen belum mampu mengangkat IHSG. (Ahm/)