Liputan6.com, Jakarta - Sentimen pelemahan rupiah diperkirakan masih membayangi gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada pekan ini. Akan tetapi, pelemahan IHSG akan terbatas.
Analis PT Trust Securities, Reza Priyambada menuturkan, IHSG sempat di bawah kisaran target support 4.850-4.900 yang memperlihatkan daya jual lebih tinggi dari daya beli.
Sentimen pelemahan rupiah membuat pelaku pasar memilih keluar dari bursa saham padahal kondisi global tak separah yang diperkirakan.
Advertisement
"Laju IHSG diperkirakan masih berpotensi melanjutkan pelemahannya namun diharapkan mulai terbatas. Tentunya sangat juga diharapkan data-data ekonomi yang dirilis dapat membaik, diikuti dengan meredanya pelemahan rupiah," ujar Reza dalam ulasannya, Senin (23/6/2014).
Reza memperkirakan, IHSG akan berada di rentang support 4.832-4840 dan resistance 4.900-4.965 selama pekan ini.
Sementara itu, Analis PT Asjaya Indosurya Securities, William Suryawijaya mengatakan, IHSG masih ada tren naik. Namun ada sejumlah faktor yang mempengaruhi IHSG sehingga IHSG berkonsolidasi. Faktor yang mempengaruhi IHSG selama pekan ini antara lain pelemahan nilai tukar, pendaftaran siswa baru, piala dunia dan pemilihan presiden.
Ada sejumlah data ekonomi yang akan menjadi perhatian pada pekan ini dari Eropa, Amerika Serikat dan Asia. Dari China akan keluar data HSBC manufacturing PMI. Selain itu, Jepang juga akan merilis markit manufacturing PMI, Foreign Stock and Bond Investment. Korea Selatan merilis consumer confidence. Data ekonomi manufaktur ini juga akan keluar di zona Euro, Perancis, dan Spanyol serta Amerika Serikat.
Untuk rekomendasi sejumlah saham yang dapat diperhatikan pelaku pasar pekan ini, Reza merekomendasikan sejumlah saham antara lain saham PT Elnusa Tbk (ELSA), PT Nippon Indosari Tbk (ROTI), PT Medco Energy Tbk (MEDC), PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN), PT London Sumatra Tbk (LSIP), dan PT Kalbe Farma Tbk (KLBF).
Pada pekan lalu, IHSG turun 78,96 poin atau 1,6 persen dari pekan sebelumnya yang melemah 10,52 poin (0,21 persen). Semua indeks utama mayoritas melemah yang dipimpin indeks saham ISSI turun 1,85 persen, indeks saham JII melemah 1,85 persen, dan indeks saham IDX 30 melemah 1,77 persen.
Sementara itu, indeks sektoral cenderung variatif dengan penguatan yang hanya terjadi pada indeks perkebunan yang naik 0,21 persen. Sementara pelemahan pada indeks saham pertambangan turun 3,07 persen dan indeks saham properti melemah 2,88 persen. (Ahm/)