Liputan6.com, Jakarta - Rencana calon presiden nomor urut dua Joko Widodo untuk membeli kembali saham (buyback) PT Indosat Tbk (ISAT) memberikan sentimen positif untuk saham ISAT.
Pada penutupan sesi pertama perdagangan saham Senin (23/6/2014), saham ISAT naik 2,29 persen ke level harga Rp 3.795 per saham. Harga saham ISAT sempat berada di level tertinggi Rp 3.870 per saham dan terendah Rp 3.750 per saham.
Total frekuensi perdagangan saham sekitar 692 kali dengan nilai transaksi perdagangan saham sekitar Rp 4,7 miliar.
Baca Juga
Kalau dilihat sepanjang 2014, saham ISAT melemah sekitar 10,60 persen dari penutupan saham ISAT di kisaran Rp 4.150 pada 30 Desember 2013 menjadi Rp 3.710 pada perdagangan saham 20 Juni 2014.
Advertisement
Analis PT First Asia Capital, David Sutyanto menuturkan, pergerakan saham ISAT dipicu dari sentimen politik. Ketika debat calon presiden pada jilid ketiga pada Minggu 22 Juni 2014, Prabowo Subianto, calon presiden nomor urut satu melontarkan pertanyaan soal penjualan Indosat yang dilakukan pada masa pemerintahan Presiden Megawati Soekarnoputri.
"Gerak harga saham ISAT didorong sentimen politik saja. Padahal kan satelit Indosat juga satu diberikan ke BRI. Sekarang yang lebih baik memakai fiber optik," ujar David, saat dihubungi Liputan6.com, Senin pekan ini.
Menurut David, saat ini pemerintah masih memiliki saham ISAT , jadi tidak seluruhnya saham ISAT dilepas saat itu. Bahkan pemerintah memiliki saham ISAT seri A yang dapat menentukan direksi PT Indosat Tbk. Bila pemerintah ingin membeli kembali saham PT Indosat Tbk, David menilai, hal itu harus dipikirkan secara matang. "Lihat dulu kinerja bisnisnya apakah bisnisnya masih menguntungkan," kata David.
David pun tidak merekomendasikan untuk saham ISAT. Hal itu mengingat kinerja ISAT masih belum membaik karena utang cukup besar.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), pemegang saham Indosat antara lain Ooredoo Asia Pte Ltd sebesar 65 persen, masyarakat lebih dari lima persen sebesar 15,3 persen, negara Republik Indonesia sebesar 14,29 persen, dan SKAGEN AS sebesar 5,41 persen.
Berdasarkan laporan keuangan ke BEI, total liabilitas PT Indosat Tbk mencapai Rp 36,99 triliun pada 31 Maret 2014. Jumlah ini menurun dibandingkan 31 Desember 2013 di kisaran Rp 38 triliun.
PT Indosat Tbk mencatatkan pendapatan turun tipis menjadi Rp 5,77 triliun sepanjang tiga bulan pertama 2014 dibandingkan periode sama tahun sebelumnya Rp 5,78 triliun. Perseroan mencatatkan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan (ditanggungkan) kepada pemilik entitas induk menjadi Rp 800,11 miliar pada kuartal I 2014. (Ahm/)