Liputan6.com, Jakarta - Sepanjang semester I 2014, ada 13 emiten yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) termasuk relisting PT Tunas Alfin. Dari emiten baru itu, lebih dari 10 emiten mengalami kenaikan dari harga penawaran saham perdananya/initial public offering (IPO). Hal itu didukung dari kinerja indeks saham positif.
Dari 13 emiten baru itu, PT Bali Towerindo Sentra Tbk (BALI), perusahaan yang bergerak di sektro telekomunikasi mencatatkan kenaikan paling besar. Saham BALI naik 525 persen menjadi Rp 2.500 per saham pada 27 Juni 2014 dari harga IPO Rp 400 per saham.
Baca Juga
Lalu saham PT Link Net Tbk (LINK) naik 265,62 persen menjadi Rp 5.850 per saham dari harga IPO Rp 1.600 per saham. Sementara itu, harga saham PT Asuransi Mitra Maparya Tbk (ASMI) naik 75,92 persen menjadi Rp 475 per saham pada 27 Juni 2014 dari harga IPO di kisaran Rp 270 per saham.
Advertisement
Meski sebagian besar harga saham emiten baru itu mencatatkan kenaikan, ada juga yang turun. Harga saham PT Eka Sari Lorena Tbk (LRNA) melemah 66,33 persen dari harga saham IPO yang ditetapkan Rp 900 per saham menjadi Rp 303 per saham.
Analis AAA Asset Management, Akuntino mengatakan, harga saham emiten baru itu naik karena pelaku pasar melihat fundamental perusahaan. Dengan melihat fundamental perusahaan itu, Akuntino mengatakan, ada harapan pertumbuhan kinerja keuangan dari perusahaan tersebut.
"Selain itu pelaku pasar juga melihat nilai wajar di pasar. Masih ada sejumlah saham emiten baru yang ditawarkan di bawah harga pasarnya," ujar Akuntino, saat dihubungi Liputan6.com, yang ditulis Senin (30/6/2014).
Sementara itu, Analis PT First Asia Capital, David Sutyanto mengatakan, kenaikan harga saham emiten baru didukung dari indeks saham positif. Hal itu seiring dana asing yang masuk ke bursa saham sepanjang 2014 ini cenderung meningkat.
"Penguatan harga saham emiten baru itu juga ditopang dari sektor sahamnya. Apakah sektor sahamnya menarik. Kalau Lorena turun karena memang kurang menarik sektornya," kata David.
Total emiten baru yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) ada 13 emiten sepanjang semester I 2014. Nilai emisi IPO itu sekitar Rp 3,95 triliun pada semester I 2014 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 10 triliun. BEI menargetkan ada 30 emiten dapat tercatat di bursa pada 2014.
Investor asing juga mencatatkan aksi beli bersih mencapai Rp 43,61 triliun sepanjang semester I 2014 dari periode 2013 dana asing keluar sekitar Rp 20 triliun. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) naik 13,36% dengan penutupan IHSG di level 4.845,13 pada Jumat 27 Juni 2014 dari periode 2012 di level 4.271.
Selama semester I 2014, nilai rata-rata transaksi harian perdagangan saham turun menjadi Rp 6 triliun dan volume perdagangan saham 4,86 miliar. Kapitalisasi pasar saham menjadi Rp 4.810 triliun.
Kepala Riset PT Universal Broker Securities Satrio Utomo menuturkan, penurunan transaksi harian saham itu karena fraksi harga. Pelaku pasar harus lebih sabar untuk mendapatkan keuntungan dengan perubahan fraksi harga. Selain itu, pelaksanaan piala dunia juga mempengaruhi transaksi harian saham. (Ahm/)
Â
Berikut Emiten Baru yang Tercatat di Bursa pada Semester I 2014:
Â
Emiten |
Pencatatan Saham |
Harga IPO |
Harga Penutupan Saham 27 Juni 2014 |
Pertumbuhan |
PT Bank Panin Syariah |
15 Januari 2014 |
Rp 100 |
Rp 154 |
54% |
PT Capitol Nusantara Indonesia |
16 Januari 2014 |
Rp 200 |
Rp 255 |
27,5% |
PT Bank Ina Perdana |
16 Januari 2014 |
Rp 240 |
Rp 250 |
4,1% |
PT Asuransi Mitra Maparya |
16 Januari 2014 |
Rp 270 |
Rp 475 |
75,92% |
PT Bali Towerindo Sentra |
13 Maret 2014 |
Rp 400 |
Rp 2.500 |
525% |
PT Wika Beton |
8 April 2014 |
Rp 590 |
Rp 750 |
27,11% |
PT Graha Layar Prima |
10 April 2014 |
Rp 3.000 |
Rp 3.195 |
6,5% |
PT Intermedia Capital |
11 April 2014 |
Rp 1.380 |
Rp 1.890 |
36,95% |
PT Ekasari Lorena |
15 April 2014 |
Rp 900 |
Rp 303 |
Turun 66,33% |
PT Dwi Aneka Jaya Kemasindo |
14 Mei 2014 |
Rp 470 |
Rp 530 |
12,76% |
PT Link Net |
2 Juni 2014 |
Rp 1.600 |
Rp 5.850 |
265,62% |
PT Chitose Internasional |
27 Juni 2014 |
Rp 330 |
Rp 363 |
10% |