Liputan6.com, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpotensi naik menjelang akhir pekan. Kenaikan itu bakal terjadi bila indeks saham tidak menjebol support 4.871.
"Secara potensi IHSG masih berada di dekat jalur uptren jangka pendeknya. Target resistance saat ini berada di level 4.921 sebagai resistance terdekat. Sedangkan supportnya di level 4.871," ujar Analis PT Asjaya Indosurya Securities, William Suryawijaya, dalam ulasannya, Jumat (4/7/2014).
Baca Juga
Sementara itu, Analis PT HD Capital, Yuganur Widjanarko menilai, bertahannya IHSG di atas support baru 4.870 secara teknikal postif untuk menaikkan level resistance di atas 4.900. IHSG berpotensi melanjutkan reli hingga level psikologis 5.000. Ia memproyeksikan, IHSG di level support 4.870-4.750 dan level resistance 4.980-5.070.
Advertisement
"Pelaku pasar mulai akumulasi selektif saham berkapitalisasi besar dan lapis kedua menjelang pemilihan Presiden," ujar Yuganur.
Pada penutupan perdagangan saham Kamis 3 Juli 2014, IHSG melemah 19,53 poin ke level 4.888,73. IHSG sempat berada di level tertinggi 4.908 dan level terendah 4.887. Nilai transaksi harian sahamm mencapai Rp 5,02 triliun.
Rekomendasi Saham
Menjelang akhir pekan ini, Yuganur merekomendasikan empat saham untuk dicermati pelaku pasar. Saham-saham itu antara lain PT Salim Ivomas Tbk (SIMP), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Wijaya Karya Tbk (WIKA), dan PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS).
Sedangkan William memilih saham SIMP, PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG), PT Mitra Adi Perkasa Tbk (MAPI), dan PT Alam Sutera Realty Tbk (ASRI).
Rekomendasi Teknikal
Yuganur memilih saham PT Salim Ivomas Tbk untuk dicermati pelaku pasar. Menurut Yuganur, emiten perkebunan lapis kedua milik grup Salim ini menunjukkan awal perubahan arah setelah koreksi cukup tajam selama seminggu terakhir.
"Rekomen akumulasi di daerah jenuh jual secara moderat dengan trading target Rp 1.010," kata Yuganur.
Ia merekomendasikan untuk masuk saham SIMP di level pertama Rp 930, level kedua Rp 910, dan cut loss point Rp 890 per saham. (Ahm/)