Liputan6.com, Jakarta - Arah perekonomian Indonesia bertumpu pada Presiden dan Wakil Presiden baru. Hasil kemenangan pemilihan Presiden ini akan diumumkan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada 22 Juli 2014. Melihat hal itu, gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) cenderung fluktuaktif karena dibayangi hasil pemilihan umum (Pemilu).
Analis PT KDB Daewoo Securities, Budi Nainggolan menilai, gerak IHSG kini dipengaruhi pelaku pasar ragu dalam mengambil keputusan terkait situasi politik tanah air. Ada asumsi bila hasil Pemilu tak diterima maka kedua pendukung akan saling menyerang. Akan tetapi, menurut Budi, hasil pemilu tak akan menganggu stabilitas politik Indonesia.
"Selama ini ada semacam crush istilahnya, masing-masing Joko Widodo (Jokowi)Â dan Prabowo mereka hanya di kalangan elit yang bersih tegang. Tidak di masyarakat," kata dia saat dihubungi oleh Liputan6.com, Jakarta, Rabu (16/7/2014).
Advertisement
Namun demikian, dia menilai kecenderungan pasar lebih menginginkan Jokowi menjadi presiden. Hal itu terlihat saat Jokowi dideklarasikan sebagai salah satu kandidat calon presiden. Peristiwa ini membuat IHSG naik sekitar 3,2 persen ke 4.878.
"Jadi sebenarnya, tanggal 13 Maret saat Jokowi ditetapkan sebagai calon presiden ada tren kenaikan," lanjut dia.
Dia memperkirakan, jika benar dalam pengumuman KPU mendatang Jokowi resmi menang maka IHSG diproyeksikan bergerak perkasa. Dia menyebut terpilihnya Jokowi akan mendorong indeks menembus level 5.200. Namun penguatan indeks saham itu tak bertahan lama.
"Indeks bisa bergerak di level 5.200, tapi itu jangka pendek," kata dia.
IHSG Menguat 1,04% pada Sesi I
Selama sesi pertama perdagangan saham Rabu 16 Juli 2014, IHSG naik 52,50 poin atau 1,04 persen ke level 5.213,32. IHSG dibuka naik tipis 6 poin ke level 5.076,27. Level tertinggi IHSG berada di kisaran 5.127,30 dan level terendah 5.076 pada sesi pertama.
Penguatan indeks saham ini ditopang dari 226 saham menguat. Sementara itu, hanya 60 saham melemah dan 57 saham diam di tempat. Total frekuensi perdagangan saham mencapai 150.326 kali dengan volume perdagangan saham 10,78 miliar saham. Nilai transaksi harian saham mencapai Rp 3,85 triliun.
Pengamat pasar modal, Reza Priyambada menilai, pelaku pasar mengantisipasi hasil penghitungan suara oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada 22 Juli 2014. Meski pengumuman itu baru pekan depan, tetapi pelaku pasar mencoba untuk mendiskon kalau pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut dua Joko Widodo-Jusuf Kalla. Selain itu, IHSG bertenaga juga didorong investor asing yang masih melakukan aksi beli bersih sekitar Rp 200 miliar.
"Indeks saham menguat juga didorong dari GDP China tumbuh pada kuartal kedua," tutur Reza. (Amd/Ahm)