Liputan6.com, Jakarta - Kekhawatiran akan penolakan calon presiden Prabowo Subianto terhadap proses pemilihan Presiden 2014 dan respons negatif terhadap pernyataan sikap itu masih mewarnai perdagangan saham pada Rabu pekan ini.
Pengamat pasar modal, Reza Priyambada mengatakan, laju IHSG sempat berada di kisaran target resistance 5.145-5.155. Namun, IHSG langsung melemah di bawah target support 5.098-5.118. Pelemahan indeks saham itu didorong dari sentimen politik karena penolakan salah satu calon Presiden terhadap proses pemilihan Presiden.
"Respons negatif dan kekhawatiran akan penolakan itu masih mewarnai IHSG. Meski laju IHSG berpotensi melemah kembali namun diharapkan pelaku pasar dapat lebih rasional dan memanfaatkan pelemahan indeks saham itu untuk memburu saham berfundamental baik," kata Reza.
Advertisement
Ia memperkirakan, IHSG akan berada di kisaran support 4.998-5.035 dan kisaran resistance 5.130-5.168 pada perdagangan saham Rabu pekan ini.
Sementara itu, Analis PT Sucorinvest Asset Management, Jemmy Paul menilai, kekhawatiran pelaku pasar terhadap salah satu calon presiden yang menolak proses pemilihan Presiden tidak terlalu berdampak besar terhadap stabilitas negara. Penolakan calon presiden itu hanya akan berhenti di ranah hukum.
"Hanya spekulasi, kondisi stabil karena kelihatannya masalah hukum," ujar Jemmy, saat dihubungi Liputan6.com, seperti ditulis Rabu (23/7/2014).
Jemmy mengatakan, indeks saham masih berpeluang menguat seiring pelaku pasar akan melakukan pembelian saham. IHSG akan berada di level support 5.014 dan resistance 5.155.
Untuk rekomendasi saham, Jemmy memilih sejumlah saham untuk menjadi pertimbangan pelaku pasar antara lain PT Astra International (ASII), PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM), PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS), PT Wijaya Karya Tbk (WIKA), PT PP Tbk (PTPP), dan PT Adhi Karya Tbk (ADHI).
IHSG ditutup melemah 43,60 poin atau 0,85 persen ke level 5.083,52 pada Selasa 22 Juli 2014. Aksi jual investor dan pernyataan sikap calon presiden Prabowo Subianto terhadap proses pemilihan Presiden memberikan tekanan ke indeks saham. Akan tetapi, pelemahan indeks saham itu dapat tertahan sehingga mampu mempertahankan level 5.000. (Amd/Ahm)