Liputan6.com, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan masih tertekan. Hal itu karena belum ada sentimen positif terutama domestik yang mempengaruhi laju IHSG.
Menurut Analis PT Mega Capital Investama, Arifin Hasudungan, secara teknikal IHSG dalam keadaan melemah. IHSG akan bergerak di kisaran 5.030 untuk support sedangkan level resistance di kisaran 5.090 pada perdagangan saham Kamis pekan ini.
"IHSG masih akan turun. Penutupan indeks saham kemarin black spinning top atau masih dalam keadaan bearish," ujar Arifin, saat dihubungi Liputan6.com, Kamis (7/8/2014).
Advertisement
Arifin mengatakan, ada sejumlah sentimen yang menekan indeks saham. Sentimen itu antara lain nilai tukar rupiah melemah terhadap dolar, pertumbuhan ekonomi Indonesia di kisaran 5,12 persen pada kuartal II 2014.
"Kalau sentimen luar negeri yang mempengaruhi IHSG yaitu ketegangan Rusia dan Ukraina, serta Amerika Serikat jadi sentimen negatif," kata Arifin.
Dalam riset PT Sinarmas Sekuritas juga menyebutkan, IHSG diprediksi melemah di level 5.029-5.080 pada Kamis pekan ini. "Akan dirilisnya data neraca perdagangan Amerika dengan estimasi stagnan, serta masih adanya ketegangan yang berlangsung antara Rusia dan Ukraina. Sentimen eksternal itu turut mempengaruhi indeks saham," tulis riset PT Sinarmas Sekuritas.
Analis PT Asjaya Indosurya Securities, William Suryawijaya mengatakan, dalam menyambut Agustus kelabu terlihat proses tekanan pada IHSG berlanjut. Potensi tekanan yang timbul itu semakin membesar bersamaan dengan dana asing keluar walau masih kecil dibanding dana asing yang masuk secara year to date.
"Tetap waspadai arah pola perubahan pergerakan IHSG, potensi menguji support 5.014 terlihat akan berlangsung, target resistance terus menurun hingga saat ini berada pada level 5.101. IHSG masih berpotensi tertekan," kata William
Rekomendasi Saham
William memilih sejumlah saham yang dapat diperhatikan pelaku pasar pada Kamis pekan ini. Saham-saham ini antara lain saham PT London Sumatera Tbk (LSIP), PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN), PT AKR Corporindo Tbk (AKRA), dan PT Adaro Energy Tbk (ADRO).
Sedangkan Arifin mengatakan, saham-saham yang dapat dicermati yaitu saham ADRO, LSIP, dan PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP).
Rekomendasi Teknikal
Analis PT HD Capital Tbk, Yuganur Widjanarko memilih saham PT Adaro Energy Tbk untuk dipertimbangkan pelaku pasar.
"Bila terjadi koreksi minor setelah kenaikan lebih dari tiga hari berturut-turut di minor uptrend baru emiten ini untuk meredakan keadaan jenuh beli harian. Rekomendasi akumulasi dengan trading target Rp 1.300," ujar Yuganur.
Yuganur merekomendasikan masuk untuk level pertama Rp 1.210, level kedua Rp 1.180, dan cut loss point Rp 1.140 per saham. (Ahm/)