Sukses

IHSG Masih Tersengat Sentimen Ekonomi RI Melambat dan Ukraina

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akan cenderung melemah di kisaran 5.000-5.075 pada perdagangan saham Kamis pekan ini.

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada Kamis (7/8/2014) diprediksi masih sulit keluar dari zona merah karena belum terlihatnya sentimen yang menjadi tenaga pendorong indeks saham.

Analis PT MNC Securities, Reza Nugraha mengatakan, gerak IHSG akan terus dibayangi data dari perlambatan ekonomi nasional. Hal itu mengingat ekonomi Indonesia hanya tumbuh 5,12 persen pada kuartal II 2014 dari perkiraan pasar di kisaran 5,2 persen. Tak hanya itu, gerak IHSG juga akan dipengaruhi oleh laporan keuangan emiten.

"Perlambatan ekonomi mempengaruhi.  Laporan keuangan emiten  di luar ekspektasi, untuk sementara  waktu belum ada katalis positif, membuat  investor memanfaatkan pelemahan duhulu," kata dia saat dihubungi Liputan6, Jakarta, Kamis (7/8/2014).

Menurut Reza, sentimen eksternal pun turut ambil andil dalam gerak IHSG hari ini. "Regional sendiri teritori negatif yang membuat investor enggan masuk. Terlihat kemarin asing melakukan aksi jual Rp 1,2 triliun," tambahnya.

Reza memproyeksikan, IHSG akan berada di level support 5.000 dan level resistance 5.075 pada perdagangan saham Kamis pekan ini.

Analis PT Millenium Danatama Asset Management, Desmon Silitonga mengatakan, selain data perlambatan ekonomi gerak IHSG juga didorong oleh faktor eksternal yakni masih memanasnya konflik Ukraina.

"Kalau menurut saya, secara teknikal akan turun terus sentimen belum banyak, pertumbuhan turun, Ukraina memanas, jadi belum banyak yang mendorong dari dalam maupun eksternal," ujar Desmon.

Pada perdagangan saham Kamis pekan ini, Desmon memproyeksi support berada pada level 5.000 dan resistance berada pada 5.100.

Untuk rekomendasi saham, Reza memilih saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Wijaya Karya Tbk (WIKA), PT PP Tbk (PTPP). Sedangkan Desmon merekomendasikan PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF),  PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) dan PT PP Tbk (PTPP). (Amd/Ahm)

Video Terkini