Liputan6.com, Jakarta - Dua saham perusahaan tambang yakni PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) dan PT Vale Indonesia Tbk (INCO) masuk dalam indeks LQ45 untuk periode Agustus 2014 hingga Januari 2015. Ini menunjukkan, jika dua saham itu tercatat di antara saham terlikuid dan teraktif di pasar modal Indonesia.
Lantas, apakah ini menjadi sinyal turut membaiknya saham-saham perusahaan tambang yang lain?
Analis PT MNC Securities, Reza Nugraha mengatakan masuknya ANTM sebagai salah satu emiten yang masuk ke dalam LQ45 tak akan berimbas banyak pada saham tambang yang lain. Hal itu karena membaiknya kinerja ANTM hanya sementara karena memanfaatkan penguatan nilai dolar.
"Dengan ekspor banyak menggunakan dollar. Jadi saat ini dolar masih perkasa, lagi terapreasi, mereka diuntungkan nilainya itu," kata dia saat dihubungi Liputan6.com, seperti ditulis di Jakarta, Kamis (7/8/2014).
Sementara, untuk masalah penjualan kata dia belum ada peningkatan. "Kalau lihat penjualannya, masih belum bergerak," ucap Reza.
Senada Reza, Analis PT Millenium Danatama Asset Management Desmon Silitonga mengatakan saham tambang saat ini belum menjanjikan.
"Kalau kami lihat saham tambang belum ada prospeknya. Kalau mereka masih cukup berat. Antam di emas kalau kami lihat harga emas cenderung turun, kalau Antam tidak terlalu diharapkan," tutup dia.
Seperti diketahui, lima saham baru menjadi penghuni LQ45 antara lain PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN), PT Vale Indonesia Tbk (INCO), PT Matahari Departement Store Tbk (LPPF), dan PT Surya Citra Media Tbk (SCMA). (Amd/Ahm)
Dua Emiten Tambang Masuk LQ45 Tak Bawa Sentimen Positif
Analis menilai, saham PT Aneka Tambang Tbk yang masuk ke indeks saham LQ45 didukung dari dolar yang cenderung menguat.
Advertisement