Liputan6.com, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi bergerak variatif pada Jumat (8/8/2014). Pelaku pasar cenderung wait and see dalam mengambil keputusan untuk masuk ke bursa saham seiring belum ada sentimen utama yang mendorong IHSG baik dari domestik dan luar negeri
"Sebenarnya investor sedang mencari-cari berita yang jelek agar marketnya turun," kata Kepala Riset PT Universal Broker Securities, Satrio Utomo saat dihubungi Liputan6.com, Jakarta, Jumat (8/8/2014).
Namun, kata dia jika dilihat dari tren pasar yang tidak menentu seperti penutupan Kamis (7/8/2014) dengan IHSG ditutup pada level 5.066,97Â yang naik tipis 8,75 poin atau 0,17 persen menunjukkan masih adanya kemungkinan perbaikan.
"Dalam negeri sendiri beritanya relatif jelek, bikin kita bingung, jangan-jangan itu mau naik," ujar Satrio.
Untuk perdagangan saham hari ini, Satrio memproyeksikan IHSG bergerak pada level support 5.050 dan resistance pada level 5.085-5.090.
Sementara itu, pengamat pasar modal, Hans Kwee mengatakan indeks saham cenderung terkonsolidasi pada Jumat pekan ini.
"Kalau saya melihat cenderung konsolidasi, tidak tertekan banyak, kalau naik juga tidak terlalu tinggi," ungkapnya.
Dia mengatakan, sentimen dalam negeri memberikan efek positif perdagangan saham. Pasar tengah menanti susunan kabinet pemerintahan yang baru.
"Kita memang faktor pemilu ekspektasi kabinet yang bagus, defisit neraca perdagangan baik semester ini, jadi IHSG kita tidak tertekan buruk," kata dia.
Namun, kata dia justru sentimen regional berpotensi membawa IHSG ke zona merah. "Rusia lebih pengaruh, kalau memanas di sana. Kan Rusia mau membalas embargo yang dilakukan Amerika dan Eropa," tukas dia.
Untuk perdagangan saham Jumat, Satrio merekomendasikan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) dan PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP). Sementara PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Wijaya Karya Tbk (WIKA), PT Adhi Karya Tbk (ADHI), PT Waskita Karya Tbk (WSKT). (Amd/Ahm)
Sentimen Global Bakal Pengaruhi Laju IHSG
Pelaku pasar cenderung wait and see perkembangan sentimen regional untuk masuk ke bursa saham.
Advertisement