Liputan6.com, Jakarta - Manajemen PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) mengungkapkan, dampak pembatasan solar bersubsidi belum terasa pada kinerja perseroan.
"Kami belum bisa rasakan dampaknya," kata Presiden Direktur Christian Kartawijaya, Jakarta, Jumat (8/8/2014).
Namun demikian, dia menerangkan untuk truk pengiriman bag semen selama ini masih menggunakan bahan bakar subsidi. Sementara itu untuk alat berat lain, dirinya mengatakan sudah tak memakai bahan bakar bersubsidi.
Advertisement
"Untuk pengiriman yang bag semen masih pakai solar subsidi, kalau truk lain, mixer, traktor sudah tidak boleh pakai bahan bakar subsidi," lanjutnya.
Di sisi lain, dia menerangkan biaya pokok pendapatan perseroan meningkat sebanyak 12,8 persen menjadi Rp 5,29 triliun pada semester I 2014 dari periode yang tahun sebelumnya Rp 4,68 triliun. Adapun peningkatan tersebut karena kenaikan harga bahan bakar minyak, listrik, bahan baku serta depresiasi rupiah.
"Peningkatan biaya khususnya bahan bakar dan listrik 11,6 persen dan biaya bahan baku sebesar 11, 4 persen dan juga melemahnya rupiah," terangnya.
Oleh karena itu, pihaknya mengaku untuk menutupi membengkaknya beban pokok perseroan telah menaikkan harga jual produk. "Kami sudah melakukan kenaikan harga Desember, Maret, Mei, Juni sebanyak 3,5 persen," tukasnya.
Sebagai tambahan, beban usaha meningkat 18,5 persen dari Rp 1,26 triliun pada semester I 2013 menjadi Rp 1,50 triliun pada semester I 2014. Hal itu dikarenakan peningkatan biaya logistik yang lebih tinggi sebagai dampak dari volume penjualan yang lebih tinggi. Untuk diketahui, total volume penjualan semester I 2014 meningkat menjadi 9,01 juta ton dari periode yang sama tahun sebelumnya 8,8 juta ton. (Amd/Ahm)