Sukses

Krakatau Steel Gandeng Perusahaan Jepang untuk Produksi Baja

Perusahaan patungan ini diharapkan dapat berkontribusi untuk pertumbuhan industri otomotif nasional.

Liputan6.com, Jakarta PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) bersama perusahaan asal Jepang Nippon Steel & Sumitomo Metal Corporation (NSSMC) menandatangani perjanjian final pendirian usaha patungan yang bergerak di bidang produksi dan penjualan produk baja untuk sektor otomotif.

Perusahaan patungan ini diberi nama PT Krakatau Nippon Steel Sumikin (KNSS).  Selain itu, perusahaan patungan ini akan membangun pabrik di Cilegon, Banten dan diperkirakan mulai berproduksi pertengahan 2017.

Direktur Utama PT Krakatau Steel Tbk, Irvan K Hakim mengatakan, latar belakang pendirian usaha patungan ini karena melihat besarnya potensi permintaan produk pelat baja. Hal itu seiring dengan pertumbuhan industri otomotif di Indonesia.

"Pembentukan perusahaan patungan ini didasari keyakinan kami bahwa industri otomotif di Indonesia ke depan terus tumbuh yang otomatis akan meningkatkan produk pelat baja," kata dia dalam keterangan tertulis, di Jakarta, Senin (11/8/2014).

Dia menerangkan, untuk usaha ini modal yang disetor mencapai US$ 142 juta dengan kepemilikan Nippon Steel & Sumitomo Metal Corporation sebesar 80 persen dan PT Krakatau Steel sebesar 20 persen. Sedangkan biaya  investasi pendirian fasilitas produksi diperkirakan menelan biaya sampai US$ 300 juta.

Rincinya, KNSS sendiri  akan memproduksi produk-produk baja berupa annealed cold-roller steel dan hot-dip galvanized steel untuk keperluan otomotif. Ada pun kapasitas dalam pabrik patungan tersebut mencapai 480 ribu metric ton per tahun.

"Pasar otomotif Indonesia akan terus tumbuh dan berkembang di masa mendatang sehingga kebutuhan industri otomotif terhadap baja anti korosi dan baja berkekuatan tinggi turut meningkat," kata dia.

Dengan kerja sama ini, ungkapnya diharapkan dapat berkontribusi pada pertumbuhan industri otomotif nasional. "Melalui KNSS, PTKS dan NSSMC berkeinginan kuat untuk terus mendorong pertumbuhan industri otomotif nasional," tukas Irvan. (Amd/Ahm)