Liputan6.com, New York - Pasar saham Amerika Serikat (AS) ditutup turun pada Rabu (13/8/2014) pagi ini, setelah indeks Standard & Poor 500 mencatat kenaikan terbesar dalam dua hari sejak April.
Penurunan dipicu investor yang kembali khawatir dengan perkembangan geopolitik dunia dan merosotnya saham energi setelah minyak mentah Brent mencapai level terendah sembilan bulan.
Indeks saham S&P 500 (SPX) turun 0,2 persen menjadi 1.933,80 pada pukul 04:00 di New York. Indeks Dow Jones Industrial Average tergelincir 8,25 poin, atau 0,1 persen menjadi 16,551.73.
"Kami berada di zona ambivalensi dengan investor mempertahankan bias dan berhati-hati," ujar Kepala Strategi Ekuitas US Bank Wealth Management, Terry Sandven, melansir laman Bloomberg.
Indeks saham S&P 500Â sempet naik 1,4 persen dalam dua hari perdagangan sebelumnya di tengah spekulasi bahwa ketegangan di Ukraina akan berkurang.
Advertisement
Indeks S&P 500 telah jatuh 3,9 persen dari rekornya sebesar 1.987,98 pada tanggal 24 Juli dipicu kekhawatiran bahwa konflik dari Irak ke Israel dan Ukraina bisa memperlambat pertumbuhan ekonomi global.
Di mana salah satunya ditunjukkan dari data dari Jerman yang menghidupkan kembali kekhawatiran mereka, setelah kepercayaan investor turun untuk bulan kedelapan karena krisis di Ukraina dan pemulihan kawasan euro melamban teredam prospek ekonomi terbesar di negara Eropa tersebut.
Sementara itu, Presiden AS memperingatkan Rusia untuk tidak menggunakan misi kemanusiaan ke Ukraina Timur sebagai kesempatan untuk mengirim pasukan.
Ukraina mengatakan tidak akan membiarkan konvoi masuk ke negaranya karena berpendapat misi tersebut tidak mematuhi aturan internasional.
Di Timur Tengah, terjadi kesenjangan lebar tetap antara Israel dan Palestina dalam mencapai kesepakatan jangka panjang di Jalur Gaza. Seorang pejabat Israel mengingatkan Hamas tidak akan ada lagi gencatan senjata di luar satu karena berakhir pada tengah malam besok.
Sedangkan di Irak, Perdana Menteri Irak Nouri al-Maliki memimpin rapat perwira militer yang menandakan jika dia tidak akan menyerahkan kekuasaan kepada penggantinya ditunjuk Haidar al-Abadi.
Laporan terbaru menunjukkan produk domestik bruto AS tumbuh 4 persen pada kuartal kedua. Ini membenarkan pandangan Fed bahwa kontraksi kuartal pertama hanyalah sementara. Pengusaha di AS menambahkan lebih dari 200 ribu pekerjaan untuk bulan keenam pada bulan Juli, periode terpanjang sejak tahun 1997. (Nrm)