Sukses

IHSG Bergerak Terbatas, Cermati Delapan Saham Pilihan

Pasar modal Indonesia masih minim sentimen sehingga laju indeks saham cenderung menguat terbatas.

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksikan masih berada di fase konsolidasi pada perdagangan saham Selasa (19/8/2014). Saat ini di pasar modal masih minim sentimen baik dari global dan domestik.

Analis PT First Asia Capital, David Sutyanto mengatakan, IHSG berpotensi bergerak flat dengan kecenderungan melemah tipis. Pelaku pasar masih mengamati perkembangan Ukraina-Rusia. Sedangkan dari dalam negeri, kemungkinan pelaku pasar menanti hasil pengumuman sidang mahkamah konstitusi (MK).

"Pasar saham minim sentimen. Kalau dikait-kaitkan menunggu hasil sidang MK meski memang pengaruhnya tidak terlalu besar," ujar David, saat dihubungi Liputan6.com.

David memproyeksikan, IHSG akan berada di level support 5.115 dan level resistance 5.175 pada perdagangan saham Selasa pekan ini.

Sementara itu, Analis PT Asjaya Indosurya Securities, William Suryawijaya mengatakan, IHSG masih enggan untuk beranjak dari fase konsolidasi.  Saat ini IHSG bergerak normal seiring minimnya sentimen baik dari regional, global dan internal. "Pola gerakan naik masih terlihat namun cenderung lebih terbatas, potensi koreksi belum terlihat terlalu besar," kata William.

William memperkirakan, IHSG akan berada di kisaran 5.134-5.198.

Dalam riset PT Sinarmas Sekuritas, IHSG diprediksi bergerak variatif dengan kisaran 5.124-5.177 pada Selasa pekan ini. "Indeks saham akan dipengaruhi dengan meredanya konflik Ukraina. Dari Amerika siap melakukan serangan di Irak untuk membantu mengamankan bendungan terdekat yang telah ditempati oleh pemberontak," tulis riset PT Sinarmas Sekuritas.

Rekomendasi Saham

David merekomendasikan, sejumlah saham untuk dicermati pelaku pasar. Saham-saham itu antara lain PT Wijaya Karya Tbk (WIKA), PT Adhi Karya Tbk (ADHI). Lalu ada saham PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR), PT Adaro Energy Tbk (ADRO), dan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM).

"Untuk sell on strenght saham perkebunan seperti London Sumatra, Sampoerna Agro, dan Astra Agro Lestari," ujar David.

PT Sinarmas Sekuritas memilih saham PT Bukit Asam Tbk (PTBA), PT Wijaya Karya Beton Tbk (WTON), PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), PT Matahari Putra Prima Tbk (MPPA).

William memilih saham yang dapat jadi pertimbangan antara lain saham MPPA, BBNI, ADRO, dan PT Kalbe Farma Tbk (KLBF).

Rekomendasi Teknikal

Analis PT HD Capital Tbk, Yuganur Widjanarko memilih saham PT Bukit Asam Tbk (PTBA) untuk menjadi pertimbangan pelaku pasar. Menurut Yuganur, bila terjadi koreksi minor untuk meredakan keadaan jenuh beli dan mingguan dalam minor uptren uptren baru emiten batu bara ini.

"Rekomendasi beli untuk potensi kontinuasi kenaikan nantinya, dengan trading target Rp 14.250," kata Yuganur.

Yuganur merekomendasikan masuk saham PTBA di level pertama Rp 13.750, level kedua Rp 13.225, dan cut loss point Rp 12.950. (Ahm/)

Video Terkini