Liputan6.com, Jakarta - Rilis data makro ekonomi seperti inflasi Agustus dan neraca perdagangan Juli masih membayangi laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan saham Selasa (2/9/2014).
Analis PT MNC Securies, Reza Nugraha menuturkan, IHSG berpotensi menguat terbatas. IHSG akan bergerak di kisaran 5.110 untuk support dan 5.190 untuk resistance pada perdagangan saham Selasa pekan ini.
"Dengan kenaikan indeks saham signifikan pada Senin kemarin membuat indeks saham sulit naik dan turun. Hal itu karena ada harapan terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia," ujar Reza, saat dihubungi Liputan6.com.
Advertisement
Sementara itu, Analis PT HD Capital Tbk, Yuganur Widjanarko mengatakan, bila pelaku pasar mulai melakukan aksi beli kembali maka resistance all time high di 5.250 dapat kembali ditembus. Hal itu dapat membentuk minor uptren baru di IHSG.
"IHSG akan berada di level support 5.145-5.067-5.020 dan resistance 5.250-5.350 pada Selasa pekan ini," kata Yuganur.
Sedangkan dalam riset PT Sinarmas Sekuritas, IHSG akan bergerak variatif di kisaran 5.150-5.194. Sejumlah sentimen akan mempengaruhi laju IHSG.
"Indeks akan dipengaruhi gejolak di Ukraina yang masih berlanjut. Sementara itu, rencana kenaikan bahan bakar minyak dan penyusunan anggaran belanja pemerintah 2015 turut memberikan sentimen terhadap indeks saham," tulis riset PT Sinarmas Sekuritas.
Kemarin pelaku pasar merespons positif neraca perdagangan Juli surplus dan inflasi Agustus mencapai 0,47 persen 2014. Angka inflasi Agustus itu dinilai cukup rendah. BPS mencatat neraca perdagangan Juli mencapai US$ 123 juta pada Juli. IHSG pun naik 40,75 poin atau 0,79 persen menjadi 5.177,61. Indeks saham LQ45 naik 1,25 persen menjadi 880,10 pada Senin 1 September2014.
Rekomendasi Saham
Untuk perdagangan saham hari ini, Reza merekomendasikan buy on weakness sejumlah saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) dan PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF). "Kita bisa masuk di level Rp 10.700 untuk saham BRI," kata Reza.
Sementara itu, Yuganur memilih saham PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM), PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Bumi Resources Tbk (BUMI), dan PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS).
Rekomendasi Teknikal
Yuganur memilih saham PT Telekomunikasi Indonesia Tbk untuk jadi pertimbangan pelaku pasar saham. Menurut Yuganur, secara teknikal koreksi ke support low sebulan terakhir dapat digunakan sebagai kesempatan untuk akumulasi beli untuk proses rebound kembali ke resistance atas di Rp 2.875.
"Rekomendasi beli dengan trading target Rp 2.875," kata Yuganur.
Yuganur merekomendasikan untuk masuk saham TLKM di level pertama Rp 2.675, level kedua Rp 2.625, dan cut loss point Rp 2.570. (Ahm/)
*Bagi Anda yang ingin mengikuti simulasi tes CPNS dengan sistem CAT online, Anda bisa mengaksesnya di Liputan6.com melalui simulasicat.liputan6.com. Selamat mencoba!