Liputan6.com, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi rawan koreksi pada perdagangan saham hari ini mengingat indeks saham menyentuh level tertinggi di 5.224,13 pada Rabu 3 September 2014.
Analis PT Investa Saran Mandiri, Kiswoyo Adi Joe mengatakan, peluang indeks saham untuk kembali naik cukup kecil. Kata dia, indeks bisa naik jika mampu melewati level 5.250. Menurut Kiswoyo, isu kenaikan bahan bakar minyak (BBM) akan memberikan tekanan ke indeks saham.
"Yang diperhatikan, sebetulnya naik berapa, naiknya kapan?," kata dia saat dihubungi Liputan6.com, Jakarta, Kamis (4/7/2014).
Tak hanya itu, IHSG juga akan tersendat karena adanya sentimen regional. Kata dia, indeks saham juga tertekan ancaman kenaikan suku bunga dari The Fed. "Kenaikan suku bunga, pastinya kapan, ancaman suku bunga sama BBM," lanjutnya.
Pada perdagangan saham Kamis pekan ini, dia memproyeksi IHSG beregerak di level support 5.150 dan resistance 5.250.
Analis PT OSO Securities, Andri Goklas mengatakan, IHSGÂ berpeluang untuk naik dengan didukung sentimen domestik. Data ekonomi seperti inflasi dan neraca perdagangan yang surplus masih menjadi tenaga IHSG. "Dari sisi fundamental makro terkendali, neraca perdagangan surplus, mengalami kenaikan," ujar Andri.
Selain itu, indeks saham juga mendapat dorongan dari regional yakni adanya perbaikan pada data manufaktur Cina dan Amerika Serikat.
Akan tetapi, dia mengatakan pelaku pasar mesti memperhatikan adanya aksi ambil untung. Andri memproyeksikan IHSG berada pada level support 5.160 dan resistance 5.235.
Untuk pilihan saham, Andri merekomendasikan saham PT Perusahaan Perkebunan London Sumatera Indonesia Tbk (LSIP), PT Waskita Karya Tbk (WSKT), PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM), PT Unites Tractors Tbk (UNTR) untuk dicermati pelaku pasar. (Amd/Ahm)
Â
Baca Juga
*Bagi Anda yang ingin mengikuti simulasi tes CPNS dengan sistem CAT online, Anda bisa mengaksesnya di Liputan6.com melalui simulasicat.liputan6.com. Selamat mencoba!
Advertisement