Sukses

Indocement Bangun Dua Pabrik Semen Tanpa Utang

PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk berencana membangun dua pabrik semen di Pati Jawa Tengah dan Sumatera Utara.

Liputan6.com, Jakarta - PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk berencana membangun dua pabrik semen di Pati Jawa Tengah dan Sumatera Utara (Sumut), selain penuntasan kontruksi pabrik di Citeurep Jawa Barat. Dalam merealisasikannya, perseroan enggan berutang untuk mendanai proyek-proyek tersebut.

Direktur Utama Indocement Tunggal Prakarsa, Kristian Kartawijaya mengatakan, pertumbuhan industri semen sampai dengan Agustus 2014 tercatat 31 persen.

Namun Indocement hanya bertumbuh 1,9 persen dengan pangsa pasar 30,2 persen atau merosot dari tahun sebelumnya 30,5 persen.

Emiten berkode INTP ini sedang merampungkan pabrik semen P-14 di Citeurep berkapasitas 4,4 juta ton dan pabrik lain di lokasi yang sama berkapasitas 1,9 juta ton.

"Ada pabrik penggilingan semen dan pabrik komplit P-14 yang rencananya selesai pada 2015. Sehingga produksi 4,4 juta ton semen bisa dimulai di 2016," ujarnya di Investor Summit 2014, Jakarta, Rabu (17/9/2014).

Proyek lain, tambahnya, pembangunan pabrik semen di Pati Jateng. Saat ini, perseroan telah menuntaskan studi AMDAL Hiring, studi sosial, lingkungan dampak lingkungan dan sebagainya dengan proses sekira 4-5 tahun.

"Mudah-mudahan pabrik bisa mulai kontribusi produksi semen 2,5 juta ton di 2017," ucapnya.

Kristian mengaku, pabrik semen rencananya juga dibangun di Sumut. Seperti proses di Pati, proyek ini juga harus melalui tahapan panjang studi mulai dari geologi sampai AMDAL Hiring. Hal ini dilakukan agar proyek tersebut tidak berbenturan dengan masyarakat dan lingkungan.

"Tapi kita harus lihat suplai dan demand dulu. Kalau permintaan semen bagus, naik seiring pertumbuhan properti, maka kami akan membangunnya. Dengan tambahan pabrik, diharapkan kapasitas produksi semen bisa mencapai 30 juta ton paling lambat 2018," ujarnya.

Investasi pembangunan pabrik di Sumut, Kristian bilang, sekira US$ 250-US$ 300 per ton untuk greenvield dan brownfield US$ 150 per ton sesuai kebutuhan jalan, listrik, air dan sebagainya.

"Kami mengalokasikan investasi pembangunan pabrik P-14 sebesar Rp 5,5 triliun-Rp 6 triliun," sambung Kristian.

Kendati membutuhkan anggaran cukup besar, dia mengatakan, enggan berutang untuk mendanai pembangunan pabrik semen. Sebab kas internal perseroan masih sanggup menalangi kebutuhan anggaran yang diperlukan.

"Sampai saat ini Indocement diberikan mandat mendanai proyek dari kasi sendiri yang digenerasi dari operasi. Nggak usah pakai utang, inilah kekhususan kita karena kita punya balanced yang cukup kuat," tutur dia.

Kristian menyebut, sampai akhir Juni ini, kas internal perseroan tercatat berada di posisi sekira lebih dari Rp 13 triliun. Namun pihaknya sudah membagi dividen Rp 3,3 triliun di periode kuartal II karena ada kenaikan pay out ratio dividen dari 35 persen menjadi 66 persen. (Fik/Ndw)

Video Terkini