Liputan6.com, New York - Alibaba menjadi aksi penawaran saham perdana (IPO) terbesar sepanjang sejarah Wall Street. Harga saham perusahaan e-commerce raksasa China ditutup di level US$ 93,89 atau melonjak 38% dari harga US$ 68 saat pertama mencatatkan namanya di bursa.
Tak tanggung-tanggung, transaksi penjualan saham perdana Alibaba diprediksi menjadi yang terbesar di dunia.
Lonjakan tersebut menunjukkan sinyal-sinyal optimisme di kalangan para investor mengenai kemampuan Alibaba untuk terus melanjutkan pertumbuhan bisnisnya yang sangat cepat.
Mengutip laman Money CNN, Sabtu (20/9/2014), itu lantaran pertumbuhan kelas menengah dan perusahaan yang berhasil memperluas cengkraman bisnisnya di sejumlah negara.
Tak lama setelah saham Alibaba mulai diperdagangkan ke publik, pendiri sekaligus CEO Jack Ma mengatakan dirinya tak menaruh harapan terlalu besar tapi tetap bersyukur bisa menggelar IPO.
Alibaba dibuka di level US$ 92,7 dan kemudian terus melompat ke level US$ 100. Sebelumnya, saham Alibaba sempat merosot ke bawah harga penawaran awal dalam beberapa jam setelah menguat tajam.
Pada awal perdagangan di bursa, saham apapun biasanya menunjukkan volatilitas. Sebaliknya, Alibaba justru menunjukkan sinyal penguatan yang signifikan.
Perdagangan pertama Alibaba tak bernasib tragis seperti yang terjadi pada FB di Nasdaq pada 2012. Sesi awal perdagangan Alibaba justru berjalan mulus. Itu tentu menjadi kabar baik bagi Bursa Saham New York Stock Exchange, di mana Alibaba memilih mendaftarkan saham perusahaannya di bawah simbol BABA.
Alibaba berhasil meraup US$ 21,8 miliar pada penutupan Kamis lalu. Itu merupakan IPO terbesar yang pernah ada bagi perusahaan yang terdaftar di bursa Amerika Serikat.
Kemungkinan besar, IPO Alibaba bisa menjadi yang terbesar di dunia. Goldman Sach dan bank investasi lain yang membantu Alibaba menggelar IPO memiliki opsi pembelian tambahan saham. Jika itu terjadi, transaksi Alibaba dapat mencapai US$ 25 miliar dan menjadi rekor terbesar dunia. (Sis/Ndw)