Sukses

Sempat Menguat, IHSG Akhirnya Tumbang Lagi

Pergerakan IHSG masih dipengaruhi pelemahan di bursa regional.

Liputan6.com, Jakarta - Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan hari ini masih belum bisa lepas dari imbas pelemahan di bursa regional.

Setelah sempat menguat, IHSG kembali tumbang dengan ditutup turun 14,107 poin (-0,27 persen) menjadi 5.174,007 pada Rabu (24/9/2014). Pelemahan IHSG membuat saham-saham bluechips ikut terkoreksi tipis 0,56 persen.

Penurunan ini sejalan dengan Indeks Nikkei tercatat melemah 0,24 persen, indeks STI terkikis 0,32 persen. Hanya indeks Hang Seng yang masih sanggup naik tipis 0,35 persen.

Pada awal perdagangan IHSG dibuka menguat ke 5.190,098, bahkan sempat menyentuh level tertinggi 5.207,202. Namun jelang penutupan, IHSG justru berbalik arah ke zona merah.

Head of Research Universal Broker Indonesia Satrio Utomo menjelaskan, pergerakan IHSG di zona hijau lebih disebabkan rebound-nya saham-saham yang turun tajam pada perdagangan kemarin.

Namun, pengaruh dari bursa regional tidak dapat dipungkiri sehingga kembali membuat IHSG tersungkur. Lagipula hingga kini belum ada sentimen domestik yang bisa angkat IHSG.

"Bursa regional memang tidak terlalu bagus. Selama IHSG belum bisa tidak di atas 5.208 itu tandanya sinyalnya masih tidak bagus," kata dia saat dihubungi Liputan6.com di Jakarta.

Perdagangan saham kali ini mencatat transaksi sebanyak 190.662 kali dengan saham berpindatangan mencapai 5,819 miliar. Nilai transaksi perdagangan mencapai Rp 4,298 triliun.

Sebanyak 117 saham terkoreksi, sementara 87 lainnya bergerak stagnan. Sekitar 177 emiten sanggup menahan laju pelemahan IHSG.

Selain emiten pertambangan, kontruksi dan perdagangan, seluruh sektor saham masuk ke zona merah. Pelemahan terbesar dialami saham infrastruktur. Diikuti emiten keuangan dan pertanian.

Saham-saham top losser yang menggerus IHSG pada perdagangan hari ini yaitu PT XL Axiata Tbk (EXCL), PT BW Plantation Tbk (BWPT) dan PT Bukit Asam Tbk (PTBA).

Sedangkan top gainers yaitu PT Merck Tbk (MERK), PT Matahari Departement Store Tbk (LPPF) dan PT Lionmesh Prima Tbk (LMSH). (Ndw)