Liputan6.com, Singapura - Pasar saham Asia mengekor turun seperti Wall Street pada Jumat (26/9/2014) ini. Pasar tertahan laju penguatan dolar setelah menyentuh level tertinggi multi-tahun di sesi sebelumnya.
Melansir laman Reuters, Indeks MSCI dari saham Asia Pasifik di luar Jepang turun 0,3 persen pada awal perdagangan, bersiap menuju penurunan mingguan lebih dari 2 persen. Sementara rata-rata saham Nikkei Jepang tergelincir 1,6 persen, seiring penguatan yen.
Data yang dirilis sebelum pasar dibuka menunjukkan inflasi tahunan konsumen inti Jepang turun pada bulan Agustus. Ini bisa menjadi tanda lain Bank of Japan dipaksa mengambil langkah-langkah pelonggaran tambahan.
Indeks dolar, yang melacak greenback terhadap sekeranjang mata uang utama, turun tipis sekitar 0,1 persen menjadi 85,115, setelah naik ke level tertinggi dalam empat tahun sebesar 85,485. Dolar berada di trek untuk kebangkitannya mingguan sebanyak 11 kali berturut-turut, sesuatu yang belum dicapai dalam empat dekade.
"Indeks dolar menguat ke posisi tertinggi pada2010, meskipun memberikan kembali beberapa keuntungan di tengah sell-off saham teknologi didorong ekuitas AS," ujar Ahli strategi di Barclays menulis dalam sebuah catatan kepada klien.
Perbedaan imbal hasil 10 tahunan US Treasuries dan Bunds Jerman melebar ke posisi terdalam hampir 15 tahun pada Kamis, menempatkan tekanan pada euro.
Sementara dolar melemah 0,2 persen terhadap mata uang Jepang menjadi ¥ 108,56, menarik diri dari puncak enam minggu lalu sebesar 109,46. (Nrm)
Pasar Saham Asia Mengekor Turun Wall Street
Kondisi pasar saham Asia tak jauh beda dengan bursa AS.
Advertisement