Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi terus melemah selama sepekan. Hal ini dikarenakan belum ada sentimen positif penggerak indeks saham.
"Saya prediksi IHSG melemah. Belum ada sentimen positif secara fundamental," kata Analis PT Waterfront Securities Oktavianus Marbun saat berbincang dengan Liputan6.com, Jakarta, Senin (29/9/2014).
Dia mengatakan, pelaku pasar juga merespons negatif dari gagalnya pemilihan kepala daerah secara langsung. Tak hanya itu, gerak IHSG juga dipengaruhi data inflasi yang bakal rilis pada pekan ini. Menurut Oktavianus, inflasi akan terus membengkak seiring dolar AS menguat terhadap rupiah.
"Harusnya kita inflasi masih kena, dollarnya menguat terhadap rupiah. Berarti roda ekonomi mereka (AS) lagi jalan, padahal kita masih ributin Undang-undang DPRD. Sekarang jalan dan tapi kita makin ketinggalan," tutur Oktavianus.
Pada perdagangan saham pekan ini, IHSG bergerak pada level support 5.078-5.113. Sedangkan level resistance di 5.232.
Analis PT Investasi Saran Mandiri, Hans Kwee mengatakan, IHSG cenderung tertekan pada sepekan ke depan. UU Pilkada akan menjadi sentimen negatif indeks saham. Hans menjelaskan, dengan disahkan UU tersebut maka investor asing bakal melihatnya sebagai kemunduran demokrasi.
"Asing cenderung melihat UU ini kemunduran proses demokrasi dan tejadi kekalahan proses lobby partai PDIP di parlemen. Dikhawatirkan ke depan masih banyak kekalahan dimana kebijakan pemerintah Jokowi-JK akan dijegal parlemen," tutur Hans.
Menurut Hans, kinerja Jokowi juga akan berat mengingat sampai saat ini belum terlihat adanya sinyal koalisi Merah Putih yang merapat ke koalisi Jokowi-JK.
Untuk perdagangan saham selama sepekan, dia memprediksi IHSG bergerak di level support 5.117-5.100 dan resistance di level 5.150-5.174.
Rekomendasi Saham
Oktavianus merekomendasikan saham PT Kalbe Farma Tbk (KLBF), PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) dan PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) untuk dicermati pelaku pasar selama sepekan.
Sementara Hans memilih saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRi), PT Wijaya Karya Tbk (WIKA), PT Waskita Karya Tbk (WSKT). (Amd/Ahm)