Liputan6.com, New York - Bursa saham Amerika Serikat (AS) melemah didorong aksi jual sektor saham perusahaan penerbangan dan energi merosot. Hal itu terjadi karena kekhawatiran terhadap kasus Ebola dan harga minyak kembali jatuh ke level terendah.
Pada penutupan perdagangan saham Senin (Selasa pagi WIB), indeks saham Dow Jones melemah 223,03 poin atau 1,35 persen menjadi 16.321,07. Diikuti indeks saham S&P 500 merosot 31,39 poin atau 1,65 persen menjadi 1.874,74. Sementara itu, indeks saham Nasdaq melemah 62,58 poin atau 1,46 persen menjadi 4.213,66.
Indeks saham S&P 500 berada di bawah rata-rata indeks saham harian pertama sejak November 2014. Indeks saham terutama S&P 500 dan Nasdaq mengalami penurunan terbesar sejak Mei 2012, dan ini menandakan pasar saham masih bergejolak. Apalagi indeks CBOE yang mengukur kecemasan investor naik ke level tertinggi sejak Juni 2012 di kisaran 24,64.
Advertisement
Lima dari sektor sektor di S&P 500 tertekan antara lain sektor saham industri, telekomunikasi, consumer discreationary dan material. Sementara itu, sektor saham energi turun 7,6 persen dalam tiga sesi, terburuk sejak September 2011.
Sentimen negatif lainnya datang dari kasus Ebola yang meruntukan saham perusahaan penerbangan setelah perawat asal Dallas terkena Ebola ketika merawat pasien Liberia.
"Pelaku pasar konsentrasi terhadap Ebola. Meski benar atau tidak, trader fokus terhadap dampak negatif Ebola terhadap wisata," kata Michael James, Managing Director Equity Trading Wedbush Securities, seperti dikutip dari Reuters, Selasa (14/10/2014).
Saham United Airlines pun turun 7,3 persen menjadi US$ 40,55. Sementara itu, saham Delta Air Lines merosot 6,1 persen menjadi US$ 30,90. Sedangkan saham Carnival susu 4,6 persen menjadi US$ 33,88. Indeks saham Dow Jones sektor transportasi melemah 2,2 persen.
Harga minyak dunia acuan melemah juga menambah tekanan ke indeks saham. Harga minyak jenis Brent untuk pengiriman November tergelincir 1,5 persen menjadi US$ 88,89 per barel, terendah sejak November 2010. Sedangkan harga minyak West Intermediate untuk pengiriman November melemah 8 sen menjadi US$ 85,74 per barel. (Ahm/)