Liputan6.com, Jakarta - Asosiasi Analis Efek Indonesia (AAEI) memperkirakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akan berada pada level 6.000 di tahun depan. Sementara dalam kurun waktu lima tahun mendatang, indeks bakal meroket sampai level 10.000.
"Itungan awal kami, IHSG di akhir tahun depan mencapai 6.000. Dan lima tahun ke depan jika dengan kenaikan 1.000 per tahun, maka bisa tembus ke level 10.000," ungkap Analis AAEI, David Sutyanto di Diskusi Prospek IHSG Paska Pelantikan Jokowi-JK di Gedung BEI, Jakarta, Kamis (23/10/2014).
Dia optimistis di era kepemimpinan Jokowi, IHSG mampu bertumbuh karena ada dukungan dari masyarakat dan para pelaku pasar maupun investor. Hal ini berbeda saat Abdurrahman Wahid alias Gus Dur memimpin Indonesia. IHSG di eranya mencatatkan angka minus 11,9 persen.
"Zaman Gud Dur kan beda, karena ekonomi belum kuat, nggak dipilih rakyat dan nggak didukung parlemem," ujarnya.
David mengaku, proyeksi IHSG tahun depan masih merupakan itungan awal dengan skenario terbaik. Artinya kabinet Jokowi-JK bersih, berkompeten tanpa gejolak politik dan ekonomi dari dalam maupun luar negeri.
"Tapi kami masih itung lagi level itu, karena kan sekarang belum tahu siapa menterinya, apakah mereka agresif atau defensif, juga kenaikan harga BBM kapan dan berapa," tukas dia. (Fik/Ndw)
IHSG di Era Jokowi Bakal Meroket ke Level 10.000?
IHSG akan berada di level 6.000 di tahun depan. Sementara dalam kurun waktu lima tahun mendatang, indeks bakal meroket sampai level 10.000.
Advertisement