Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksikan masih melemah pada perdagangan saham Selasa (28/10/2014). Kini fokus pelaku pasar terhadap rencana harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi naik dan rilis laporan keuangan kuartal III 2014.
IHSG ditutup melemah 48,77 poin (0,96 persen) ke level 5.024,29 pada perdagangan saham Senin 27 Oktober 2014. Level tertinggi IHSG berada di kisaran 5.091 dan terendah 5.024.
Analis PT HD Capital Tbk, Yuganur Widjanarko menuturkan, di tengah aksi ambil untung harian, pihaknya melihat IHSG sudah cukup mendiskon sebelumnya kabinet baru yang sesuai harapan pasar.
Advertisement
Ia mengatakan, sekarang pelaku pasar menunggu penjelasan mengenai janji menaikkan harga BBM yang dikabarkan terjadi di awal November untuk mengurangi defisit subsidi yang cukup berat selama ini. IHSG diprediksikan bergerak di kisaran support 5.020-4.975-4.910 dan resistance 5.080-5.126-5.195 pada perdagangan saham Selasa pekan ini.
Analis PT Asjaya Indosurya Securities, William Suryawijaya menuturkan, kekuatan naik IHSG masih belum berkurang. Target resistance terdekat sekarang berada di level 5.107 dan selanjutnya di kisaran 5.116.
"Potensi untuk menembus level resistance 5.107 dan menuju resistance berikutnya terbuka cukup lebar jika support telah diuji dan tidak terjebol. Dalam rentang jangka pendek, IHSG masih berada di titik awal uptren," kata William dalam ulasannya.
Dalam riset PT Sinarmas Sekuritas, IHSG akan bergerak melemah di kisaran 5.000-5.068 pada Selasa pekan ini. Ada sejumlah sentimen yang akan mempengaruhi laju IHSG. Pertama, Amerika Serikat (AS) akan merilis data market services PMI-Flash yang diperkirakan ke level 57,5 dari sebelumnya 58,9 dan data pending home sales AS.
"Sedangkan dari dalam negeri menantikan kenaikan harga BBM bersubsidi dan mulai dirilisnya laporan keuangan perseroan kuartal III 2014," tulis laporan PT Sinarmas Sekuritas.
Rekomendasi Saham
Yuganur memilih empat saham untuk diperhatikan pelaku pasar. Saham-saham itu antara lain PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA), PT Pakuwon Jati Tbk (PWON), PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP), dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI).
Sedangkan William memilih saham BBNI, PT Gudang Garam Tbk (GGRM), PT PP Tbk (PTPP), dan PT Total Bangun Persada Tbk (TOTL).
Rekomendasi Teknikal
Yuganur memilih saham PT Bank Negara Indonesia Tbk untuk dicermati pelaku pasar. Menurut Yuganur, pihaknya melihat secara teknikal koreksi minor untuk meredakan keadaan jenuh beli harian di saham BBNI dapat dilihat sebagai kesempatan untuk akumulasi.
Ia merekomendasikan, saham BBNI di level pertama Rp 5.675, level kedua Rp 5.575, dan cut loss point Rp 5.475.
"Rekomendasi beli dengan trading target Rp 5.850," kata Yuganur. (Ahm/)