Liputan6.com, Jakarta - Sektor saham perkebunan mencatatkan kenaikan signifikan dalam dua hari menjelang akhir pekan. Rilis kinerja emiten perkebunan pada kuartal III 2014 memberikan sentimen positif untuk sektor saham perkebunan.
Lalu apakah sektor saham ini dapat menjadi pilihan di tengah harga saham yang sudah naik?
Sektor saham perkebunan naik 3,37 persen pada perdagangan saham Kamis 30 Oktober 2014. Akan tetapi, penguatan sektor saham menjadi terbatas 0,81 persen pada Jumat 31 Oktober 2014. Secara year to date, sektor saham naik 0,79 persen ke level 2.156,79.
Advertisement
Rilis kinerja emiten perkebunan melebihi harapan dinilai menjadi salah satu sentimen positif. Ditambah harga komoditas minyak kelapa sawit yang membaik. Lihat saja kinerja emiten perkebunan milik grup Astra.
PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) membukukan laba yang dapat diatribusikan ke pemilik perusahaan mencapai Rp 1,88 triliun hingga kuartal III 2014. Kinerja laba itu tumbuh 106,75 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 910,9 miliar.
Kenaikan laba itu ditopang dari pendapatan tumbuh 41,27 persen menjadi Rp 11,75 triliun hingga kuartal III 2014 dibandingkan periode sama tahun sebelumnya Rp 8,32 triliun.
Selain itu, perusahaan perkebunan milik grup Salim juga mencatatkan kinerja cemerlang. PT PP London Sumatra Tbk (LSIP) mencatatkan penjualan naik 12,46 persen menjadi Rp 3,52 triliun hingga kuartal III 2014. Hal ini diikuti dengan laba naik 57,74 persen menjadi Rp 698 miliar.
PT Salim Ivomas Pratama Tbk (SIMP) juga mencatatkan kenaikan laba sekitar 225 persen menjadi Rp 557,36 miliar. Kenaikan laba diikuti kenaikan penjualan sebesar 13 persen menjadi Rp 10,77 triliun.
Sementara itu, PT Sampoerna Agro Tbk (SGRO) juga membukukan kenaikan penjualan sebesar 72 persen menjadi Rp 2,48 triliun hingga kuartal III 2014. Diikuti kenaikan laba sebesar 912,96 persen menjadi Rp 310,84 miliar. Kinerja cukup baik ini ditopang dari perseroan mampu menurunkan beban operasi dari Rp 16,43 miliar pada kuartal III 2013 menjadi Rp 9,29 miliar.
Rekomendasi Sektor Saham Perkebunan
Rekomendasi Sektor Saham Perkebunan
Dalam riset PT Sinarmas Sekuritas harga komoditas membaik mendorong penguatan kinerja emiten perkebunan. Sektor saham perkebunan pun mendapatkan rekomendasi beli. Ditambah nilai tukar rupiah melemah menjadi salah satu sentimen untuk saham emiten perkebunan.
"Kami melihat penguatan harga minyak terutama minyak kelapa sawit sehingga meningkatkan volume ekspor terutama dari Malaysia," tulis laporan Sinarmas Sekuritas.
Selain itu, keadaan cuaca juga mendorong pergerakan harga minyak kelapa sawit ke depan lebih baik hingga akhir tahun.
Sementara itu, Analis PT Asjaya Indosurya Securites William Suryawijaya menuturkan, sektor saham perkebunan memang cukup baik kini ditopang oleh harga minyak kelapa sawit /crude palm oil (CPO). Permintaan terhadap minyak kelapa sawit juga masih cukup baik. Sejumlah rilis emiten perkebunan pun melebihi harapan dengan didukung harga penjualan rata harga-rata CPO.
Harga CPO sempat sentuh level MYR 3.000 per ton pada Maret 2014. Harga CPO kembali koreksi ke level MYR 2.000 per ton pada September 2014.
Kinerja emiten positif berdampak terhadap harga saham emiten perkebunan. William pun merekomendasikan, pelaku pasar untuk beli saham emiten perkebunan ketika terjadi koreksi.
"Saat ini harga saham sektor perkebunan sudah tinggi. Kalau mau beli tunggu saat koreksi," ujar William, kepada Liputan6.com, Minggu (2/11/2014).
William pun merekomendasikan pelaku pasar untuk memperhatikan saham AALI, LSIP, SGRO dan SIMP. Sedangkan riset PT Sinarmas Sekuritas merekomendasikan saham AALI untuk jadi pertimbangan pelaku pasar. (Ahm/)
Advertisement