Sukses

Menanti Kepastian Penyesuaian Harga BBM, Lirik Tujuh Saham

Pelaku pasar masih menanti kepastian kapan dan besaran harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi naik sehingga pengaruhi laju IHSG.

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan masih tertekan seiring minimnya sentimen positif maupun negatif.

Analis PT Asjaya Indosurya Securities, William Suryawijaya mengatakan, gerak IHSG untuk menguji level support 4.954 belum berakhir. Hal itu seiring minimnya sentimen positif dan negatif yang terjadi di bursa saham.

Akan tetapi, dana investor asing yang kembali masuk di awal pekan ini, menurut William, hal itu jadi pertanda baik. Sehingga koreksi yang terjadi di bursa saham masih sehat dan belum ada hal yang terlalu mengkhawatirkan.

Pada penutupan perdagangan saham Senin kemarin, IHSG turun 22,03 poin (0,44 persen) ke level 4.965. IHSG akan berada di level tertinggi 5.008 dan terendah 4.987.

"Target resistance terdekat berada di level 5.032 dan support 4.954," ujar William dalam ulasannya, Selasa (11/11/2014).

Sementara itu, Analis PT HD Capital Tbk, Yuganur menuturkan, pelaku pasar mulai akumulai di beberapa pilihan saham berkapitalisasi besar dan lapis kedua untuk antisipasi terjadinya kenaikan harga BBM yang dijadwalkan pemerintah akan terjadi sebelum Desember.

"IHSG akan berada di level support 4.957-4.840 dan resistance 5.042-5.075-5.126-5.185," kata Yuganur.

Rekomendasi Saham

Yuganur memilih empat saham untuk dipertimbangkan pelaku pasar. Saham-saham itu antara lain saham PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM), PT Wijaya Karya Tbk (WIKA), PT Adaro Energy Tbk (ADRO), dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI).

Sedangkan William menuturkan, saham-saham yang dapat dicermati pelaku pasar seperti saham WIKA, PT  Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Kimia Farma Tbk (KAEF), dan PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR).

Rekomendasi Teknikal

Yuganur memilih saham WIKA untuk dicermati pelaku pasar pada perdagangan saham Selasa 11 November 2014. Menurut dia, kenaikan mendadak di saham WIKA sempat terkoreksi minor untuk antisipasi kenaikan BBM yang bakal terjadi sebelum 1 Desember masih dapat berlanjut hingga Rp 2.925.

Ia merekomendasikan masuk saham WIKA di level pertama Rp 2.775, level kedua Rp 2.715, dan cut loss point Rp 2.675. (Ahm/)

Video Terkini