Liputan6.com, Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengungkapkan, pasar modal Tanah Air mencatatkan pertumbuhan yang cukup menggembirakan dalam kurun waktu 5 tahun terakhir. Salah satunya dari rata-rata pertumbuhan emiten mencapai 5 persen per tahun.
Ketua Dewan Komisioner OJK, Muliaman D Hadad menuturkan, meski jumlah emiten Indonesia terbilang sedikit, akan tetapi pertumbuhannya lebih baik daripada negara-negara tetangga.
"Per 5 November 2014, jumlah emiten kita mencapai 501 emiten, baik saham maupun surat utang korporasi. Meskipun jumlah tersebut masih terhitung rendah jika dibandingkan negara di kawasan ASEAN seperti Malaysia 905 dan Singapura 767. Namun, pertumbuham emiten kita tertinggi di kawasan dibandingkan dengan Singapura 0,1 persen dan Malaysia -1,5 persen yang justru mengalam penurunan," kata dia di Jakarta, Rabu (12/11/2014).
Meski pertumbuhan emiten masih lebih baik dari negara tetangga, jumlah pemilik rekening di pasar modal masih sedikit. Berdasarkan data PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), jumlah sub rekening pasar modal RI di kisaran 459 ribu dengan jumlah sudah daftar single investor identity (SID) sebesar 358 ribu.
Baca Juga
Dari jumlah itu, sebanyak 97,4 persen merupakan investor lokal dan sisanya merupakan investor asing. Sayangnya, 2,6 persen investor asing tersebut menguasai 60 persen kepemilikan saham pasar modal RI.
Advertisement
"Kondisi ini mengakibatkan kerentanan pasar modal Indonesia terhadap aksi jual bersih oleh investor asing. Oleh sebab itu, peningkatan jumlah transaksi investor domestik perlu ditingkatkan," imbuhnya.
Menurut Muliaman, posisi itu harusnya bisa bergeser mengingat potensi kelas menengah RI mencapai 134 juta jiwa dengan rasio yang minim di pasar modal hanya mencapai 0,27 persen.
"Bicara mengenai upaya peningkatan jumlah investor modal Indonesia, tidak dapat dipisahkan dengan upaya peningkatan literasi masyarakat terhadap pasar modal Indonesia dan peningkatan basis investor domestik, baik sisi kuantitas maupun kapasitas investor," ujar Muliaman.
Melihat itu, Muliaman mengatakan akan melakukan pendalaman pasar modal melalui strategi literasi keuangan di antaranya melalui media komunikasi dan publikasi. Pihaknya juga akan melakukan kerjasama dengan kalangan akademisi dan perguruan tinggi. (Amd/Ahm)