Liputan6.com, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akan mengalami tekanan pada kuartal I 2015 nanti. Hal tersebut terimbas dari kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) subsidi.
Analis PT Investa Saran Mandiri, Hans Kwee mengungkapkan, kenaikan harga BBM subsidi akan membuat biaya operasional mengalami kenaikan. Hal tersebut akan menggerus pendapatan yang berimbas kepada penurunan laba emiten.
"Kenaikan harga BBM subsidi yang dilakukan pada kuartal IV 2014 ini baru akan berimbas kepada laba emiten di kuartal I 2015 saja," jelasnya kepada Liputan6.com seperti ditulis pada Rabu (26/11/2014).
Selain itu, kenaikan harga BBM subsidi juga membuat bank Indonesia merespons kebijakan moneter dengan menaikan suku bunga acuan atau BI Rate sebesar 25 basis poin menjadi 7,75 persen. Hal tersebut membuat pelaku pasar sedikit menggeser investasi mereka dari yang semula di pasar modal ke pasar uang.
Namun, Hans menjelaskan, kenaikan harga BBM subsidi tersebut akan berimbas positif kepada IHSG dalam jangka yang lebih panjang. Jika yang dijanjikan oleh Presiden Joko Widodo terbukti yaitu memindahkan subsidi ke pembangunan infrastruktur.
"Dana BBM untuk infrastruktur sehingga jangka panjang bagus. Tapi kan itu jangka panjang dengan harapan dan asing masuk ke kita," tuturnya.
Pembangunan infrastuktur tersebut akan mendorong pertumbuhan ekonomi yang kemudian akan membuat investasi asing untuk tertarik ke Tanah Air. Hal tersebut membuat kemenarikan tersendiri bagi investor pasar modal. (Amd/Gdn)
Kenaikan BBM Tekan Kinerja IHSG di Kuartal I 2015
Kenaikan harga BBM subsidi tersebut akan berimbas positif kepada IHSG dalam jangka yang lebih panjang.
Advertisement