Sukses

Adhi Karya Turunkan Target Kinerja 2014

PT Adhi Karya Tbk baru memperoleh kontrak baru sebesar Rp 6,3 triliun hingga akhir November 2014 yang didominasi proyek gedung dan jalan.

Liputan6.com, Jakarta - Pelaksanaan pemilihan umum Presiden dan Wakil Presiden pada 2014 dan pemotongan anggaran belanja termasuk infrastruktur di akhir pemerintahan yang lalu berdampak negatif untuk kinerja PT Adhi Karya Tbk (ADHI).

Perseroan baru memperoleh kontrak baru sebesar Rp 6,3 triliun hingga akhir November 2014. Angka itu sekitar 39 persen terhadap target perolehan kontrak baru sebesar Rp 15,2 triliun. Melihat kondisi itu, Sekretaris Perusahaan PT Adhi Karya Tbk, Ki Syagolang Permata menurunkan realisasi perolehan kontrak baru menjadi Rp 10,5 triliun pada 2014.

Adapun kontrak baru itu masih didominasi oleh proyek-proyek gedung sebesar 59,4 persen, jalan dan jembatan sebesar 21,1 persen dan sisanya proyek infrastruktur lainnya.

Sedangkan dari sisi pemilik proyek, swasta dan lainnya masih mendominasi sebanyak 43,1 persen, pemerintah pusat sebesar 28,3 persen, dan pemerintah daerah sebesar 13,9 persen sedangkan BUMN sebesar 14,5 persen.

"Dilihat dari sisi bisnis jasa konstruksi memperoleh nilai kontrak baru sebesar Rp 5,4 triliun, properti realty sebesar Rp 811,1 miliar dan precast concrete sebesar Rp 116,4 miliar," kata Ki Syagolang, seperti dikutip dari keterangan yang diterbitkan, Kamis (11/12/2014).

Kondisi itu pun berdampak pula pada perkiraan pencapaian pendapatan usaha yang turun menjadi Rp 9,2 triliun dibandingkan realisasi 2013 sebesar Rp 9,8 triliun. Laba bersih PT Adhi Karya Tbk mengalami penurunan pertumbuhan menjadi sebesar Rp 322,9 miliar.

Kontrak Baru Desember 2014

Untuk kontrak baru yang didapat pada awal Desember 2014 antara lain proyek EPC pembangunan pabrik amonia-Urea II di Gresik, Jawa Timur milik PT Petrokimia Gresik mencapai Rp 6,03 triliun. Proyek tersebut merupakan proyek joint operation bersama perusahaan asal China Wuhuan dengan porsi PT Adhi Karya Tbk sebesar 25 persen dan Wuhuan sebesar 75 persen.

Selain itu, ada perolehan kontrak baru yakni proyek pembangunan gedung New Spare Part Centre Astra di Karawang Timur milik PT Astra Honda Motor sebesar Rp 215 miliar, proyek pengembangan Universitas Negeri Semarang sebesar Rp 207,9 miliar dan proyek pembangunan jembatan Tono Arch di Timor Leste sebesar Rp 169 miliar. (Ahm/)