Sukses

Saham Konstruksi Jadi Primadona di 2014

Sektor saham konstruksi yang masuk jajaran indeks saham LQ45 mencatatkan keuntungan terbesar sepanjang 2014 didukung Jokowi Effect.

Liputan6.com, Jakarta - Sebagian besar saham yang masuk indeks LQ45 atau 45 saham teraktif mencatatkan keuntungan tertinggi (capital gain) terbesar di atas kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).  Dari 45 saham tersebut, sektor saham konstruksi memberikan capital gain di atas 100 persen sepanjang 2014.

Akan tetapi, saham-saham LQ45 yang bergerak di sektor tambang, perkebunan dan transportasi cenderung tertekan.

Saham PT Waskita Karya Tbk (WSKT), perusahaan kontruksi BUMN berhasil mencatatkan kenaikan tertinggi/capital gain mencapai 262,96 persen ke level Rp 1.470 per saham. Kedua, saham PT PP Tbk (PTPP) beri imbal hasil tertinggi sebesar 208,19 persen menjadi Rp 3.575 per saham.

Ketiga, saham PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) mencetak capital gain sebesar 132,91 persen menjadi Rp 3.680 per saham. Keempat, saham PT Adhi Karya Tbk (ADHI) naik 130,46 persen ke level Rp 3.480 per saham. Kelima, saham PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) menanjak 94,87 persen ke level Rp 1.520 per saham.

Kepala Riset PT Universal Broker Securities, Satrio Utomo menilai, saham-saham konstruksi mencatatkan kenaikan tertinggi sepanjang 2014 karena ada harapan terhadap pemerintah baru. Presiden Joko Widodo (Jokowi) diharapkan dapat membangun proyek infrastruktur sehingga mendukung saham konstruksi termasuk PT Waskita Karya Tbk (WSKT).

"Saham konstruksi jadi primadona tahun ini terutama ada harapan kepada pemerintah. Saat ini juga banyak tender yang dikeluarkan sehingga memberi pendapatan lebih besar kepada perusahaan konstruksi BUMN," ujar Satrio, saat dihubungi Liputan6.com, Rabu (31/12/2014).

Selain saham konstruksi, saham bergerak di sektor pelayaran juga mencatatkan kenaikan tertinggi. Satrio menuturkan, hal itu didukung program Jokowi yang mendukung program maritim. Salah satunya saham PT Pelayaran Tempuran Emas Tbk yang beri capital gain 954 persen. "Saham-saham tertinggi tahun ini karena ada dorongan dari Jokowi Effect," kata Satrio.

Sedangkan saham-saham yang masuk indeks LQ45 beri imbal hasil terendah antara lain saham HRUM merosot 39,64 persen ke level Rp 1.660 per saham. Kedua, saham PT Express Transindo Utama Tbk (TAXI) melemah 19,86 persen ke level Rp 1.170 per saham. Ketiga, saham PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) tergelincir 2,29 persen menjadi Rp 1.065 per saham. (Ahm/)

Video Terkini