Liputan6.com, Jakarta - PT Adhi Karya Tbk (ADHI) belum dapat mencapai target kontrak baru pada 2014. Kontrak baru yang diperoleh perseroan mencapai Rp 9,2 triliun pada 2014 dari target kontrak baru perseroan sekitar Rp 10,5 triliun.
Kontrak baru itu sebagian besar didominasi oleh proyek swasta/lainnya sebesar 52 persen, Badan Usaha Milik Negara/Daerah sebesar 24 persen, Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN), dan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) sebesar 24 persen.
Baca Juga
Mengutip dari keterangan yang diterbitkan, seperti ditulis Jumat (9/1/2015), dari jenis pekerjaan persentase terbesar berasal dari proyek-proyek gedung sebesar 43 persen, jalan dan jembatan sebesar 19 persen, dan sisanya merupakan proyek infrastruktur lainnya.
Advertisement
Sedangkan kontrak baru dari lini bisnis jasa konstruksi dan EPC sebesar Rp 8,2 triliun, lini bisnis properti-realti sebesar Rp 913,2 miliar dan lini bisnis precast concrete sebesar Rp 74,3 miliar.
Menurut Sekretaris Perusahaan PT Adhi Karya Tbk, Ki Syahgolang Permata, perolehan kontrak swasta yang dominan karena pemerintah memotong anggaran belanja negara terutama infrastruktur pada 2014.
Realisasi kontrak baru sebesar Rp 9,2 triliun antara lain dari beberapa proyek seperti proyek EPC pembangunan pabrik Ammonia-Urea II di Gresik, Jawa Timur, milik PT Petrokimia Gresik dengan nilai kontrak sebesar Rp1,1 triliun untuk porsi Adhi Karya.
Proyek tersebut merupakan proyek Joint Operation bersama Wuhuan (Tiongkok), Proyek Construction Services – Work Unit Rate (CS-WUR) Next G Pack A sebesar Rp 855,6 miliar,
Lalu Proyek pembangunan gedung New Spare Part Centre Astra di Karawang, Jawa Barat milik PT Astra Honda Motor sebesar Rp 237,3 miliar, Proyek pengembangan gedung Universitas Negeri Semarang dengan nilai kontrak Rp 228,7 miliar.
Selain itu, Proyek pembangunan RSUD Kota Banjarbaru sebesar Rp 199,1 miliar, dan Proyek pembangunan jembatan Tono Arch di Timor Leste dengan nilai kontrak sebesar Rp 181,8 miliar. (Ahm/)